Mamah Ga Boleh Gitu Lagi

Beberapa hari yang lalu menjelang jam 11 malam, aku masih terbangun dan mendengar pembicaraan antara mbak penjaga kosku dan anak laki-lakinya yang berusia 3 tahun.

Si Mamah tanpa sengaja menyenggol mainan si anak hingga terjatuh dari kasur. Sambil terkantuk-kantuk beranjak untuk membuatkan sebotol susu.

Si anak : Mah, mamah harus minta maaf dulu. Maah..

Si mamah : Iya.. Sedikit tidak menggubris karna sudah sangat mengantuk dan tetep mengaduk susu.

Si anak : Mamah kan salah, jadi harus minta maaf dulu.. Maenan Danu kok dijatuhin.

Si mamah : Iya, mamah minta maaf.

Si anak : Nah gitu. Lain kali jangan gitu lagi ya Mah..

Dan aku pun tersenyum lebar dari dalam kamar.
Anak sekecil inipun menuntut keadilan. Tauladan yang baik, tak akan segan untuk meminta maaf dan mengaku salah.

Terima kasih atas pelajaran kali ini, mbak.

Cinta Itu

Cinta itu ga bersyarat.

Jangan pernah bilang:

Aku cinta kamu, kecuali sifatmu yang blablabla.

It’s not love.

Ibuku tak pernah mengatakan padaku:

Ibu akan sayang kamu kalau kamu blablabla.

Dan itulah cinta, ketika kita bisa menerima kekurangan dan kelebihan orang yang kita cinta. Dan membiarkan mereka menjadi apa adanya.

Obat Skip Waktu

Minggu kemaren aku ngrengek-ngrengek ke tetangga sebelah, Mbak Suti, biar dibius sampe akhir Desember. Emang ada apa ya obat yang kayak gitu? ^^

Kedengerannya emang menyenangkan, tau-tau udah Desember dan liburan. Luka yang skarang ada, tinggal bekasnya aja, udah kering. Tapi aku salah.

Setelah aku pikir-pikir lagi, bego banget kayaknya. Orang yang dikasi umur pendek dan menghitung mundur harinya di dunia aja mengusahakan biar umurnya bisa lebih panjang. Dan aku? Aku ga bersyukur. Aku cuma mau escape dari masalah dan mau senengnya aja, karna akhir Desember aku have fun time mau maen ke Jogja.

Sebenernya, tiap hari yang aku lalui dengan susah payah, berkubang dengan masa lalu dan segala memorinya, mencoba berdiri lagi setelah jatuh berulang kali, ini adalah saatnya aku belajar dan membuat antibodi. Kalau suatu saat aku diberi masalah yang serupa, aku udah tau gimana cara melewatinya, ke mana aku harus bersandar dan kembali.

Hari ini dan kemarin, pada saatnya nanti, akan menjadi bagian dari album kenangan, buku usang yang bisa aku buka kembali dengan perlahan dan tersenyum ketika membacanya. Yang bisa ku jadikan cerita pada sahabat, orang tua, kakak, anakku kelak, bersama suami, atau dengan orang yang mengalaminya denganku. Dan kamipun akan tertawa bersama, menertawakan hari ini.

Masalahnya bukan pada berapa sering kita terjatuh, tapi pada berapa sering kita bisa berdiri lagi dari keterpurukan itu sendiri.

Dan aku siap berlari, bukan sekedar berdiri ^^.

Jogja, tunggu aku. Tak lama lagi.

God Rescues Me..

Mau disadari atau tidak, Allah selalu memberikan keajaiban-keajaiban padaku. Dari small things sampe yang besar. Dan aku bersyukur atas semuanya (dan semoga ga lupa untuk slalu bersyukur).

Mulai dari waktu aku mudik lebaran kemarin.

  1. God saved me in the airport shuttle bus. Waktu itu busnya penuh banget. Dan hanya tersisa 1 seat. Sebenernya ada orang yang lebih dulu dateng dari aku, tapi dia keluar lagi dari busnya karna ngeliat busnya sesek. Trus aku masuk dan celingukan, emang penuh kayaknya. Dan aku tanyakan pada supirnya, masi ada seat apa ga. Kata supirnya coba liat di belakang. Ternyata bener, masi ada 1. Dan penumpang setelah aku? Mereka berdiri ato duduk di tangga.
  2. Pesawatnya pas udah sampe Malang (aku turun di Malang), harus muter2 di atas agak lama dulu dan sempet ga stabil karna banyak awan. Rasanya udah pasrah aja, kalo emang takdir mengatakan pesawatnya harus jatuh. But God saved me. Pesawatnya landing dengan selamat.
  3. Karna rumah orang tuaku di Kediri, jadinya harus naik bus lagi atau naik travel biar bisa sampe rumah. Waktu itu aku putuskan untuk ngebus, karna kalo naek travel bakal kemaleman sampe rumah. Akirnya aku buru-buru ke terminal dan ternyata yang aku naiki adalah bus terakir yang berangkat ke Kediri untuk sore itu. God saved me again. Alhamdulillah.

Itu untuk hal-hal yang bisa dilihat mata. Dan masih ada lagi.

Ketika aku ngrasa sesek karna masalah relationshipku, God gives me some help. Make me realize that He’s the best place to rely on.

  1. I have nice people around. Mulai dari temen kantor, temen kuliah dan keluarga. They make me feel better. Thanks anyway.
  2. Hari pertama masuk kerja, leaderku membagi pengalamannya dalam urusan hati dan jodoh. Ringkasannya:  beliau menjalin hubungan (pacaran) selama 8 tahun. Awalnya sang kekasih belum memakai jilbab, sampai pada akhirnya memakai cadar dan agamanya makin kuat. Mungkin ini juga karna doa beliau yang meminta pada Allah agar sang kekasih tadi dijadikan lebih baik. Karna tidak berjumpa selama 1-2 minggu dan permasalahan lain (termasuk takdir), sang kekasih dilamar pria lain. Dan bukan sang kekasih tadi yang kini menjadi istrinya. Aku jadi berfikir, walo nyesek, rasanya 3,5 tahun belum apa-apa dibanding 8 tahun.
  3. Masa up and down masi ada hingga tadi malam. I did a lot of mistakes to him. And make me feel guitly somehow. Rasa sakit ketika mengetahui semua rencana, harapan dan janji menguap gitu aja di depan mata. Rasa sakit mengingat telah kehilangan orang yang disayangi datang lagi. Dan hari ini lagi-lagi God rescues me, lewat Tifa yang mempostkan quotes dari film He’s just not into you:

    Girls are taught a lot of stuff growing up.
    If a guy punches you he likes you.
    Never try to trim your own bangs and someday you will meet a wonderful guy and get your very own happy ending.

    Every movie we see, Every story we’re told implores us to wait for it, the third act twist, the unexpected declaration of love, the exception to the rule.

    But sometimes we’re so focused on finding our happy ending we don’t learn how to read the signs.
    How to tell from the ones who want us and the ones who don’t, the ones who will stay and the ones who will leave.

    And maybe a happy ending doesn’t include a guy, maybe… it’s you, on your own, picking up the pieces and starting over, freeing yourself up for something better in the future.

    Maybe the happy ending is… just… moving on.
    Or maybe the happy ending is this, knowing after all the unreturned phone calls, broken-hearts, through the blunders and misread signals, through all the pain and embarrassment you never gave up hope.

    (He’s just not into you – quote – movie)

    Dan aku menyadari, di pintuMu aku bersimpuh dan tersungkur. Lagi.

The Pray

Dear God,

I know im not good enough
To ask You about goodness
But I’d love to give it a try
So I lay my head back down
And I lift my hands and pray.

God,
With Your kindness and might
With the power to change every single thing.

I ask You to lead him
Guide him to the right path
Even You bless him with wonderful life, brain and friends.
Bring him back to Your way if he stands on the cross road.

Touch his heart
To be able to choose the right
And keep away from the wrong.

Amin.