Antara Pengalaman, Pelajaran dan Ketidaksadaran

Kali ini saya akan berbagi cerita mengenai pengalaman saya yang cukup “tidak biasa” dalam waktu dua minggu di bulan Desember 2013 lalu. Sebagian kejadian bisa dikatakan bagian dari kebodohan. Mungkin saya terlalu membesar-besarkan kebodohan yang saya buat sendiri, namun bukankah menertawakan diri sendiri adalah hal yang paling lucu? Menurut saya sih begitu ;).

The Wise Lady in Singapore

Ketika kelaparan dan hendak mencari makan di Singapore, kami (saya dan dua teman lain) masuk ke sebuah resto yang ada di salah satu mall di sekitar Clarke Quay. Pas melihat menu, memang ada beberapa yang mengandung “pork”, tapi kami tetap berusaha untuk mencari menu yang tidak mengandung “pork”.

Kami memanggil waitress setelah menentukan menu yang kami pilih. Dengan ramahnya sang waitress menanyakan apakah kami memakan makanan halal, dan menjelaskan bahwa meskipun di daftar menu makanan tersebut tidak mengandung “pork”, namun bisa jadi dalam proses memasaknya menggunakan minyak atau bahan lain yang berasal dari babi.

1240866369095_f

Saya amazed, di negara liberal masih ada orang-orang yang turut menjaga “keyakinan” orang lain dan menomorsekiankan profit. Dan saya semakin yakin bahwa Allah akan menjaga hambaNya dengan berbagai cara dan berbagai media. Alhamdulillah.

Akhirnya kami makan malam di Burger King 😀Baca selebihnya »

Release Your Worries

Jadi ceritanya hari ini saya ada acara kantor di Bandung dan direncanakan dimulai jam 08.00 pagi. Biasanya, saya akan berangkat H-1. Namun dikarenakan hari Senin malam ada kuliah maha penting yang harus saya hadiri dibanding yang lain, maka saya memutuskan untuk berangkat subuh hari H dari Depok ke Bandung dengan menggunakan travel jam 5 pagi, karena selain sebagai peserta saya kali ini juga sebagai EO jadi sebisanya ga telat. All was planned well.

Nah, senin malam sepulang kuliah baru mulai packing jam 11 an, karena saya mengalami sejenis insomnia yang dibawa dari kampus efek rasa paranoid draft proposal yang diajukan ke dosen bakal dilempar di kelas. Stres abis, padahal ini masih rough draft untuk bab 1 proposal tesis. Udah lewat tengah malem makin galau mau tidur apa enggak; kalau tidur takut kesiangan sementara kalau enggak pasti bakalan ngantuk paginya.

Kekhawatiran menjadi nyata. Saya tidur dan bangun jam 04.50 WIB. Panik, pastinya! Kemampuan multitasking wanita muncul: mandi, nelpon travel, ngemas laptop, sambil mikirin solusi ntar kalo udah ketinggalan travel. Akhirnya saya tetap memutuskan ke pool travel dan memesan untuk keberangkatan jam selanjutnya yakni jam 06.00 WIB.

Di perjalanan, berbagai kecemasan muncul hingga pada akhirnya saya memutuskan untuk tidak khawatir “I released my worries and let’s see what universe offers me”. Hal ini sebenarnya sudah terbukti sejak malam ketika kuliah, review dari dosen tidak seburuk yang saya bayangkan. Sungguh kekhawatiran yang berlebihan. Tidak lama setelah memutuskan hal tersebut, bos menelpon dan mengabarkan kalau jam mulai acara diundur karena narasumber juga sedang dalam perjalanan. Universe conspires!

Dari kejadian ini, ada beberapa hal yang saya pelajari:

  1. You can have plans, God decides. (Maybe) The most surviving mankind is the most adaptable to changes.
  2. We can release our worries after planned everything well, let the universe works and watch the miracles.

preview

Setibanya di Bandung, langsung ke TKP dan acara baru dimulai 5 menit. Sekarang tinggal 1 yang belum terjawab: kran air kamar mandi kosan udah dimatiin atau belum :p.

Ya Allah, I need You as always..

Update: setelah saya kembali dari Bandung, dibela-belain pake KA ke Jakarta jam 8 malem, ternyata krannya dalam keadaan mati kok sodara-sodara! See, universe conspires! *hasil dari otak yang ga konsen*