Kayaknya agak aneh juga waktu nulis judulnya “Tentang Kambing”. Sebegitu muliakah seekor kambing hingga bisa menjadi sebuah headline postingan blog? Hihihihi…
Kemarin, di kantor saat hari menjelang sore, aku berbincang-bincang dengan seorang peculiar guy hehehe, tapi cukup beradap dalam beragama. Berbincang menggunakan fasilitas messanger yang ada di kantor, dan aku menanyakan tentang kambing. Iya, kambing.. Kambing biasa, bukan kambingjantan yang udah menjelma menjadi artis ^^;
Walau ga terlalu inget persisnya, namun inti dari pembicaraan kami adalah seperti berikut:
aku : mas, harga kambing itu berapaan si?
mas : 600-700 an paling. Aku udah punya dua kkkkkk
aku : owh aku pikir 1 jutaan. Trus syarat orang musti ber kurban apa?
mas : ya kamu udah bisa membeli kebutuhan tersiermu apa ga?
aku : mobil? ya ga lah
mas : kalo gitu kebutuhan sekunder
aku : kebutuhan sekunder itu apa ya? kacamata? masih sayang ngeluarin duitnya ^^. Ehh, kebutuhan tersier: aku pen blackberry hehehehe..
mas : jadi manusia jangan serakah kkkkkkkk
aku : kan cuma pen hehehehe
(perdebatan tentang kebutuhan tersier dan sekunder terus berlangsung….)
aku : gimana, aku udah wajib kurban apa belum?
mas : ya kalo kamu mampu kenapa enggak?
aku : iya deh, ntar insya allah kalo ada rejeki
mas : nduk, kamu beli sepatu harga 300 ribu aja mampu
aku : ……. *brasa ditampar*
Siap! Laksanakan..
Peculiar + kambing = kolaborasi mematikan ^^
Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu; dan berkurbanlah (anhar). (Al Kautsar: 2)