Back To The Past

Seseorang pernah menulis diblognya. Kini, 4 tahun berlalu, aku seperti mengalami de javu. Mengulang isi blog itu, namun posisi kami saling bertukar. Everything is changing, and i have to deal with that.

Saya jadi tahu gimana rasanya melepas kepergian orang yang dicintai. Tidak, ini bukan tentang kematian (setidaknya secara fisik). Ini tentang kematian jiwa. Tentang sosok yang tadinya saya bangga bisa mencintainya, tapi kemudian hilang begitu saja.

Kalian percaya seseorang bisa berubah total hanya dalam hitungan hari? Tadinya saya juga tidak akan percaya, kalau tidak mengalami sendiri.

Jadi dia adalah seseorang yang sungguh saya sayangi. Dia orang yang sangat jarang bisa saya temui: tipe orang yang bilang ke saya “oke, pikiranmu memang aneh dan sama sekali ga bisa ku pahami, tapi ga masalah. Kita bisa melengkapi. Oke, kita memang sangat berbeda, tapi ga masalah. Aku masih bisa menyayangimu.”

Dua minggu yang lalu dia masih seseorang yang sungguh saya kenal. Saya tahu hanya kepada saya dia mengatakan hal-hal yang selama ini dia sembunyikan dari siapapun. Dia bilang kalo kita berdua mirip, karena dia merasa seringkali saya mengatakan apa yang selama ini dia pendam di hatinya.

Yap, dia bilang begitu tentang hal-hal dalam pikiran saya yang bagi kebanyakan orang adalah kegilaan. Dan dia bilang dia memikirkan hal yang sama. Bagaimana mungkin saya tidak menyayangi orang ini?

Tapi kemudian dia berubah total, baru beberapa hari yang lalu. Saya sungguh tak tahu apa yang terjadi, tapi sekarang baginya saya adalah pengganggu. Baginya saya adalah orang yang datang begitu saja, mencampuri hidupnya, orang yang bisa dengan enteng ditanya “apa yang kau inginkan dariku?”. Begitu saja dia berkata setelah beberapa hari kami tidak dapat saling bertegur sapa, dan sebelum itu kami tetap akrab seperti biasa.

Entahlah apa yang terjadi dalam waktu singkat itu. Mungkin seseorang merubahnya? Saya sama sekali tak percaya dia berubah pikiran semudah ini. Saya tahu seperti apa hatinya, meski mungkin tak tahu bagaimana dia sehari-harinya.

Dan saya, kali ini sebagai seorang yang terlalu memakai perasaan, memutuskan kalau bagi saya dia sudah mati. Dia muncul begitu saja menjadi seorang yang begitu berbeda, dan saya tidak bisa mengakuinya. Lebih baik saya anggap dia mati, serpihan kenangan yang selalu akan ada di hati. Sampai sekarang saya belum berjumpa dengannya, tapi saya tahu nanti bila waktu itu tiba, saya tidak akan lagi bisa melihat siapapun di sana.

It’s funny how your dreams
Change as you’re growing old
You dont wanna be no spaceman
You just want gold
All the dream stealers
Are lying in wait
But if you wanna be a spaceman
It’s still not too late (D’yer wanna be a spaceman-Oasis)

Iklan

Habis maen komen dong :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s