Bulan lalu, saya memposting cerita tentang hadiah ulang tahun yang saya berikan untuk …diri saya sendiri :D. Tanggal 20 Mei 2012 datanglah pengumuman yang ditunggu-tunggu. I got the chance untuk kembali ke bangku perkulihan. Senang? Tentu! Daftar ulang juga sudah selesai dilaksanakan tanggal 14 Juni 2012 kemarin.
Selanjutnya, banyak komentar dan pertanyaan yang muncul dari orang-orang yang saya temui dan mengetahui keputusan saya untuk melanjutkan kuliah sebagaimana yang akan saya tuliskan berikut.
Kenapa kuliah lagi? Toh dari perusahaan tidak ada penyetaraan kenaikan golongan upah setelah lulus S2.
Tujuan saya kuliah lagi memang bukan untuk hal itu. Jadi ada atau tidaknya kenaikan tersebut, saya tetap akan melanjutkan pendidikan. Mungkin sebelumnya pernah saya tuliskan bahwa di perusahaan tempat saya bekerja saat ini, ada ikatan dinas 4 tahun yang harus saya penuhi. Saya juga ingin mengisi waktu 4 tahun itu dengan baik.
Biaya kuliahnya mahal..
Sudah menjadi kesepakatan bersama (rasanya) kalau biaya pendidikan akan semakin mahal setiap tahunnya. Apakah di Indonesia pendidikan dikategorikan sebagai investasi selayaknya rumah dan tanah? Harganya akan terus meningkat dan tidak pernah turun :p. Maka semakin ditunda, akan semakin besar juga gap biaya yang harus dipenuhi di tahun berikutnya. Intinya, semakin ditunda semakin menyesakkan kantong :D.
Lokasi perkuliahan magister Hubungan Internasional yang dipindah ke kampus Depok. Niat amat..
Dengan adanya pemindahan lokasi perkuliahan ke Kampus Depok memang menjadi tantangan tersendiri. Kenapa tantangan? Karena ini memang di luar rencana yang telah saya bayangkan sebelumnya. Kantor yang berada di Jakarta Pusat tidak menjadi masalah menuju ke Kampus Salemba untuk kuliah di malam hari. Nah kok dipindah ke Depok :(.
Akhirnya saya memutuskan mencari kos di Depok, dan memang sulit ya mendapatkan kos yang sesuai dengan keinginan di tengah lingkungan mahasiswa *sulitnya mirip sama cari jodoh*. Yang bagus pasti sudah penuh, yang biasa saja juga penuh :D. Setelah berjam-jam keliling daerah sekitar Stasiun UI dan Margonda, ketemu juga dengan kos yang diinginkan. Alhamdulillah.. Thanks to @magicaelly :*.
Bicara soal kosan mahasiswa, memang beda ya sama kosan karyawan. Di sana untuk cuci setrika tidak termasuk dalam harga yang ditentukan, kalau membawa barang elektronik masih ada biaya tambahan, tidak disediakan air minum juga. Ya sudahlah, sambil jalan kalau merasa tidak cocok bisa cari yang lain.
Skenario hari Senin – Jumat saya ke depan setelah perkuliahan dilaksanakan adalah:
- jam 05.30 an berangkat dari kosan ke Stasiun UI untuk naik commuter line ke Gambir
- Sampai di kantor dan bekerja
- jam 16.00 an keluar kantor menuju Gambir ke Stasiun UI
- Kuliah (kalau sempat ya mandi dulu)
- Pulang entah jam berapa…apalagi tidurnya…
Hal-hal yang dilakukan atas dasar dorongan rasa senang, niat dan suka cita akan terasa lebih ringan kok *semoga sampai lulus tetap bersenang hati*. Apalagi kalau ingat dengan SPP yang harus dibayar dari kocek sendiri….pasti membuat jadi ingin segera lulus :p.
Kenapa memilih HI?
Dengan latar belakang pendidikan sarjana Ilmu Komputer (murtad karena tidak suka programming), wajar saja kalau orang menanyakan mengapa saya memilih HI untuk jenjang magisternya. Berbagai jawaban yang pernah saya lontarkan adalah:
- Ya kalau saya tidak bisa menjadi Dubes, jadi Bu Dubes juga ga papa :p
- Hubungan lokal yang selalu kandas sih, jadi nyoba yang skala internasional 😆
- Keinganan pas dulu mau masuk kuliah, tapi belum kesampaian
- Tidak perlu ngoding :p
Saya sudah lama memikirkan jurusan yang ingin saya ambil. Saya tahu kalau pekerjaan saya yang sekarang ini bisa dikatakan tidak berhubungan dengan HI, karena saya bekerja di bagian IT. Saya juga tadinya (mungkin sampai sekarang) tidak menyukai dunia politik. Tapi dengan mengikuti acara edukasi politik “Ngomongin Politik” saya kira saya juga perlu memandangnya dari sisi yang berbeda.
Sejauh ini, tidak ada keraguan untuk terhadap pilihan saya atas HI (selain cerita-cerita horor tentang hutan UI yang ada di antara Stasiun UI – FISIP, kampet dah). Saya juga sudah berdoa, orang tua saya juga demikian, jika pilihan saya tidak baik menurut Allah sekiranya janganlah saya diluluskan. Ternyata saya lulus dan kami (saya dan orang tua) beranggapan ini adalah ridhoNya. Menurut saya, selagi masih memiliki waktu yang bisa dimanfaatkan tidak akan rugi untuk mencari ilmu. Kalau kerennya sih
“Chances favors the prepared mind” Louis Pasteur
Ya persiapan saja untuk menyambut kesempatan, walau saya mungkin juga tidak tahu apa yang akan saya hadapi ke depannya setelah lulus. Saya juga ingin mendapatkan pengalaman baru. Saya sudah pernah merasakah kehidupan kuliah saja, pernah merasakan kehidupan kerja saja, tapi belum pernah kombinasi keduanya :D.
Live your life, peeps!
Ini lagunya hore, jadi bikin semangat walo mungkin ga berhubungan sama isi post nya :p.
uwow banget sihh, kerja di pertamina sambil kuliah. kalo dipindah tempat kerja gimana kak ?
Itu kenapa kuliahnya disegerakan, sebelum dipindah. Biasanya > 2 tahun baru dipindah sih 🙂 Let’s pray then 🙂
Kuliah s2 yang ga berkesinambungan kaya kka dari ilmu komputer ke HI itu kira2 butuh waktu berapa semester ya? Saya juga punya keinginan terpendam yang belum kesampean mau masuk HI tapi sekarang keterimanya di jurusan akuntansi hehe, Thx ka sharingnya!
Hi Gabbie, yang lintas jurusan maksudnya? Itu lebih ke personalnya kali ya. Aku juga baru mau masuk kuliah kok, semoga selambat-lambatnya 4 semester udah selesai deh. Sukses yaa buat kita semua 🙂
oh jadi untuk tuntasinnya perlu 2 tahun ya? cepet juga ya.. iya Goodluck deh! 🙂
[…] ke Depok dan kuliah (seperti yang saya ceritakan di sini) berarti harus mengubah pola hidup, jauh berbeda dari sebelumnya. Saya mulai membiasakan diri untuk […]
postingan yg saya cari nih 🙂
Saya lulusan s1 akuntansi mba, dan jg tahun ini berniat mw kuliah s2 HI. Ngomong2 susah ga buat kita yg lintas jurusan buat mulai belajar di s2 HI?
Hi muslim, kalo dari sesama ilmu sosial sih harusnya lebih mudah adaptasi karena pola pikirnya sudah terbentuk. Tp memang di HI banyak teori yg musti dipelajari. Asal ada niat, maka ada jalan. Dont worry too much 🙂
Wah mbak, saya tahun ini mulai kuliah di S2 HI walopun saya S1-nya akuntansi. Alasan saya ambil HI kurang lebih mirip sih, krn itu dulu yg pengen saya ambil untuk S1 tapi gak kesampean. Saya tadinya sempet kecil hati denger orang yg bilang, “Kamu ngapain sih ambil S2? HI lagi. Gunanya apa?” Tapi baca postingan ini bikin saya jadi semangat. Makasih ya mbak. ^^
mau tanya, kan ekspektasi biasanya klo lulus dr HI bakal jd diplomat atau dubes, dari pengalaman Anda, realitanya kebanyakan kerja nya ke mana ya? makasih
Hai mbak, postingan yang sangat inspiratif. Kebetulan saya juga maba Magister HI UI. Mau tanya dong gambaran perkuliahan gimana? Denger-denger kan setiap hari pulang malem ya. Di kampus kalo malem masih rame enggak sih?
masih rame aja sih, karna emang ada kelas malem dan ada adek2 S1 yg beraktivitas di kampus juga
Sangat informatif, kak. 🙂
Kak, izin bertanya. Kan kuliah nya mulai dari jam 7 malam ya.
Karena saya paling cepat keluar kantor jam setengah 7 malam dan kantor saya letaknya di perbatasan Jakarta Selatan dan Jakarta Pusat, apakah tidak apa2 jika saya suka masuk telat? Apakah dosen-dosennya cukup strict dalam absensi?
Untuk kelasnya sendiri apakah ada satu atau dua kelas dalam sehari kak?
Terima kasih banyak, kak. 🙂
Halo. Tergantung dosennya ya untuk masalah ketepatan jam masuk, lebih baik dikomunikasikan dengan dosen. Untuk kelas hanya 1 kelas saja sehari, kecuali jika ada kelas pengganti