Aku pikir tahun 2019 sudah cukup berat untuk dilalui, ternyata diketawain sama 2020 yang sejak awal tahun ga habis stok kejutan yang dilemparin ke kita.
Di ujung tahun 2019 lalu, aku melalui masa-masa yang sulit dijelaskan, perasaan yang belum pernah dilalui. Mental down. Beberapa kali pulang kerja merasa kesepian, sendirian, takut tapi ga tau apa yang ditakutin. Tiba-tiba nangis tersedu-sedu, kalau disuruh menjelaskan, ga akan bisa jelasin asal muasalnya. Alhamdulillah punya suami sabar, walaupun pasti bingung sama kelakuan istrinya ๐ .
Waktu itu aku udah merasa butuh pertolongan. Udah nyari info psikolog di Jakarta dan baca-baca kira-kira ntar prosesnya gimana kalo curhat ke psikolog. Udah nyiapin skema unpaid leave ke kantor kalau proses penyembuhannya memerlukan waktu. Di saat berbarengan aku konsul ke dokter alergi karena berkali-kali mukaku, kalau beruntung, bentol-bentol gatel banget. Kalau kurang beruntung, bentolnya sebadan sampai gatel yang menusuk-nusuk rasanya. Biasanya kondisi seperti ini akan sembuh satu sampai dua jam setelah minum obat alergi pasaran.
Alergiku bisa dateng kapan aja, tanpa ada pola tertentu. Alergi terhebat yang aku alami terjadi ketika honeymoon di Kobe, Jepang. Tiba-tiba pas mau dijemput teman suami yang emang native, badanku gatel-gatel. Sebadan. Pas dilihat sama suami, mukaku bengkak parah. Itu sebabnya obat alergi ga boleh ketinggalan tiap aku keluar rumah.
Setelah dicek dokter spesialis dengan berbagai macam hasil lab, aku ternyata defisiensi Vit D. Aku dikasih resep Vit D untuk konsumsi beberapa waktu, dan seharusnya di awal April 2020 aku kontrol lagi. Namun karena Covid-19, semua jadwal temu dibatalkan.
Kondisi mentalku membaik setelah proses ke dokter alergi. Sampai sekarang aku juga ga tau apa benar gara-gara defisiensi semata, atau ada hal lain yang aku lakukan untuk lebih berterima kasih ke diri sendiri, karena sudah bertahan dan bekerja keras memenuhi ambisiku. Ambisi yang hanya sebatas “apa yang aku ga tau hari ini, besok aku udah harus tau”, ternyata merusak.
Pertengahan Maret 2020, Singapura mulai mengetatkan border control untuk melawan pandemi Covid-19. Suami yang biasanya setiap weekend pulang ke Jakarta, belum bisa pulang sejak saat itu. Dan entah sampai kapan. Minggu pertama aku lewati dengan derai air mata ๐ . Sedih, karena biasanya weekend ada yang digangguin, diajak ngganti seprei bareng, bahas hari ini mau Go Food apa. Yang lebih aku takutkan adalah gimana kalau kondisi ini membuat mentalku down lagi.
Menjalani LDM dalam pandemi Covid-19 artinya akan ada video call setiap malam, atau ketika jam istirahat siang sekedar menanyakan beli lunch apa. Sebenarnya kami udah terbiasa dengan long distance, karena di awal hubungan juga udah LDR dengan selisih waktu dua belas jam. Satu setengah tahun menikah, kami kembali seperti ke masa pacaran :D.
Tiga bulan berlalu, belum ada kebutuhan untuk ke psikolog. Sesuatu yang harus aku syukuri. Di rumah, aku menyibukkan diri dengan bekerja. Di luar itu, aku nonton drakor dan beres-beres rumah yang ternyata sangat menyenangkan. Mulai dari beli box (untuk tempat remote, kabel, perkakas agar tidak berantakan), taneman buat ngisi spot kosong di rumah, sampai standing lamp agar suasana rumah terasa hangat. Kamar kerja yang tadinya hanya berisi meja kursi, sekarang aku vynil lantainya. Aku buat rumah menjadi semakin nyaman karena bener-bener 24 jam aku habiskan di sini.
Selain itu, aku akan membiarkan diri ketiduran kalo emang udah capek, tanpa merasa berdosa kalau ga kebangun tengah malam untuk melanjutkan pending kerjaan. Aku akan checkout keranjang belanja yangย bikin hati senang. Aku juga menghindari pembicaraan yang melelahkan dan ‘tidak menarik”.ย Aku baru akan merespon whatsapp ketika aku mau, tidak harus saat itu juga. Atau tidak meresponnya sama sekali.
Di masa sulit yang entah sampai kapan akan berakhir, menjaga kesehatan mental sama pentingnya dengan fisik. Bertahanlah jiwa-jiwa yang lelah, lakukanlah apa yang membuatmu bahagia, dan dirimu di esok hari atau lusa, akan berterima kasih atas apa yang sudah kamu lakukan hari ini.
Fit sehat2 yaaaa
Iya Mbaak. Mbak Non juga ya sama Kang Matt :*
Semoga kondisi ini bisa kita lewati dengan selamat ya. Semoga kalian bisa kumpul kembali
Amiiiin, suwun Yuuu. Stay strong pokoke ๐
๐ฅฐ