Mau Diantar Siapa? Pilihan Transportasi Wanita Lajang Ibukota

Selain pertanyaan kapan menikah, ada juga pertanyaan yang mengganggu bagi para lajang. “Dianter/Dijemput siapa?” Pertanyaan ini menimbulkan rasa kurang nyaman karena jawaban dari pertanyaan tersebut dapat mengindikasikan beberapa hal: status pernikahan, kemapanan ekonomi, tingkat pengiritan, hingga harga diri.

Beruntung teknologi telah mengubah cara manusia berkomunikasi, termasuk juga dalam menyelesaikan permasalahan hidup seperti di atas. Jika diberikan pertanyaan tersebut, kini saya bisa segera memberikan jawaban bagi sang penanya semudah 1 2 3 karena semakin banyak pilihan transportasi di Jakarta.

Bagi para wanita lajang ibukota, sudah bukan saatnya Anda merasa khawatir atau galau jika hendak bepergian. Berikut alat transportasi umum [yang beberapa di antaranya dapat diprivatisasi aka tidak perlu berdesakan dengan penumpang lain] yang dapat digunakan. Disclaimer: tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi.

Baca selebihnya »

Mengobati Racun Tomcat

Sebagai seorang lajang yang hidup sendirian di rantau, hanya ada dua kesempatan yang mendatangkan kesedihan bagi saya. Pertama, ketika tiba saatnya membayar tagihan. Kedua, ketika sakit. Belakangan saya merasa renta karena kondisi badan yang kurang fit. Salah satu kejadian yang kurang mengenakkan adalah terkena racun Tomcat.

Serangga ini pernah ngehits beberapa tahun lalu. Jika mencari melalui Google, akan ditemukan gambar-gambar korban Tomcat yang lumayan menyeramkan. Paederus fuscipes diberi nama gaul Tomcat karena bentuknya yang menyerupai pesawat tempur AS.

Paederus fuscipes
Si Paederus Fuscipes aka Tomcat, nama bagus tapi nyusahin (sumber: Google)

Baca selebihnya »

Komunikasi ala LDR: Jauh di Mata Dekat di Hati

Menjalani LDR mungkin memang hal yang tidak diimpikan setiap orang, tapi ada kalanya kita harus menghadapi hidup yang tidak menyediakan banyak pilihan. Bagi para pelaku LDR pasti paham betul kondisi jauh dari significant other beserta kendala yang harus dihadapi sebagai konsekuensi jarak hingga perbedaan waktu.

Menurut saya sih jarak, LDR ataupun enggak, komunikasi yang baik adalah hal yang penting dalam menjalin sebuah hubungan. Ga jarang yang deket lebih sering ribut daripada yang jauhan. Ya gimana pinter-pinternya para pelaku dalam menjalin komunikasi aja sih. Nah, sebagai pelaku LDR yang beda negara, lintas benua dan samudra, dengan selisih waktu dua belas jam (waktunya di Jakarta tidur di sana sedang lunch, dan sebaliknya), kami perlu memanfaatkan kemudahan yang diberikan oleh teknologi untuk berkomunikasi yang tentunya dikombinasikan dengan cara-cara konservatif agar tetap bisa mengamalkan “jauh di mata dekat di hati” tanpa harus berat di dompet :p.

Gitu deh 😀

Gambar diambil dari sini
Baca selebihnya »