Mau Diantar Siapa? Pilihan Transportasi Wanita Lajang Ibukota

Selain pertanyaan kapan menikah, ada juga pertanyaan yang mengganggu bagi para lajang. “Dianter/Dijemput siapa?” Pertanyaan ini menimbulkan rasa kurang nyaman karena jawaban dari pertanyaan tersebut dapat mengindikasikan beberapa hal: status pernikahan, kemapanan ekonomi, tingkat pengiritan, hingga harga diri.

Beruntung teknologi telah mengubah cara manusia berkomunikasi, termasuk juga dalam menyelesaikan permasalahan hidup seperti di atas. Jika diberikan pertanyaan tersebut, kini saya bisa segera memberikan jawaban bagi sang penanya semudah 1 2 3 karena semakin banyak pilihan transportasi di Jakarta.

Bagi para wanita lajang ibukota, sudah bukan saatnya Anda merasa khawatir atau galau jika hendak bepergian. Berikut alat transportasi umum [yang beberapa di antaranya dapat diprivatisasi aka tidak perlu berdesakan dengan penumpang lain] yang dapat digunakan. Disclaimer: tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi.

Ojek Online

Kehadiran ojek online yang dipesan melalui ponsel ini benar-benar menjadi pilihan favorit saya terutama jika harus buru-buru. Maklum, Jakarta jarang ga macet sehingga jika menggunakan motor bisa nyelip-nyelip dan sering kali lebih cepat sampai di tujuan dibanding menggunakan mobil.

Gojek Ojek Online
Kalau begini, mungkin si neng minta diantar ke KUA

sumber: Kompasiana

Kelebihan:

  1. Bisa dipesan kapan saja melalui ponsel selama terkoneksi dengan jaringan internet dan ponsel masih nyala.
  2. Tidak perlu tawar menawar karena harga sudah ditakdirkan oleh aplikasi.
  3. Harga sangat kompetitif dibandingkan ojek konvensional aka ojek pangkalan.
  4. Sering ada promo sehingga bisa semakin irit.

Kekurangan:

  1. Kita tidak bisa memilih siapa yang akan mengantarkan kita, sama seperti jodoh: sudah diatur.
  2. Jika kurang beruntung, bisa mendapatkan driver yang terobsesi menjadi pembalap. Pernah saya dibonceng menggunakan motor sejenis mega pro, dan ketika di belokan sepertinya badan saya membentuk sudut tiga puluh derajat. Berita baiknya, kejadian tersebut mendekatkan saya dengan Tuhan karena berdoa sepanjang jalan.
  3. Belum ada fitur untuk diajak ke kondangan.

Provider/aplikasi yang bisa digunakan: Gojek dan Grab Bike. Pembayaran dapat berupa uang tunai atau fitur your-in-app-wallet.

Sewa Mobil Online

Sejak mengenal layanan private car ini, saya merasa jatuh hati atas kenyamanan yang diberikan. Jika pergi bersama beberapa teman atau membawa barang yang cukup berat, layanan ini menjadi pilihan saya.

Uber Indonesia
“Bisa anter jemput tiap hari, Bang?”

Sumber: Skift

Kelebihan:

  1. Sama dengan kelebihan Ojek Online nomor 1 & 2.
  2. Harga juga kompetitif jika dibanding dengan taksi.
  3. Tidak kepanasan atau kena debu.
  4. Serasa diantarkan oleh “supir pribadi” [baca: pacar atau pasangan].
  5. Jika beruntung bisa mendapatkan driver yang kece. Ketika weekend saya sempat mendapatkan driver tipe “mas-mas gaul cafe dan tempat fitness” yang mungkin sedang mengisi waktu daripada nungguin pacarnya nge-mall. Sementara jika weekdays, lebih sering mendapatkan mobil rental.

Kekurangan:

  1. Sama dengan kekurangan Ojek Online nomor 1 & 3.
  2. Waktu tempuh bisa lebih lama dari Ojek Online.
  3. Tidak bisa dicegat di pinggir jalan.

Sebagai gambaran tarif, saya pernah pergi dari Gambir ke Buaran dengan waktu tempuh dua jam karena macet menghabiskan Rp 70.000,-. Provider/aplikasi yang bisa digunakan: Uber. Pembayaran dilakukan melalui credit card.

Commuter Line Jabodetabek

Merupakan alat transportasi massa terutama di hari kerja. Bagi para Roker (Rombongan Kereta) pasti tau benar bagaimana tingginya antusiasme para penumpang, sehingga mendapati kereta lengang adalah nyaris sebagai sebuah ketiadaan.

Commuter Line Jabodetabek
Gerbong Impian

sumber: BLJ

Kelebihan:

  1. Harga lebih murah dibandingkan dengan Ojek Online karena disubsidi pemerintah.
  2. Tidak perlu merasakan macet di jalanan Jakarta.
  3. Jika beruntung, bisa mengisi waktu dengan membaca buku selama perjalanan dan waktu tempuh lebih cepat dibanding Ojek atau Mobil Online untuk jarak yang jauh.

Kekurangan:

  1. Harus datang ke meeting point yakni stasiun, tidak bisa minta dijemput di depan rumah.
  2. Jadwal yang “fleksibel” sehingga sulit ditebak kapan kereta tiba, apalagi kapan sampai di tujuan karena kereta sering ditahan sinyal masuk ke stasiun besar seperti Manggarai dan Gambir. Mirip nunggu jodoh lah, kadang ada yang lama datangnya dan ada juga yang cepat.
  3. Di jam-jam padat, ada kemungkinan tidak bisa masuk ke dalam kereta karena sudah penuh.
  4. Hampir tidak pernah duduk selama perjalanan apalagi jika tidak sedang hamil, sakit, menjadi lansia, atau naik dari stasiun awal.
  5. Harus selalu waspada dengan barang bawaan karena sering terjadi pencopetan. Tas saya sudah dua kali disilet dan sekali dompet hilang.

Aplikasi yang dapat digunakan untuk mengetahui posisi kereta: Info KRL. Pembayaran dilakukan dengan e-ticket yang dapat di top up atau menggunakan kartu pra bayar seperti BRIZZI, Mandiri e-money, dan BNI tap-cash. Tiket Harian Berjamin juga bisa dibeli di loket stasiun.

Moda transportasi lain yang dapat digunakan adalah angkot, metro mini, kopaja, bajaj, taksi, Trans Jakarta, hingga Uber Chopper (menggunakan helicopter). Jika malas dengan kemacetan Jakarta, mungkin bisa pesan jasa pengawalan Voorijder atau ambulans.

Jadi tidak perlu galau lagi jika hendak bepergian ya! Selamat berakhir pekan :).

Iklan

22 pemikiran pada “Mau Diantar Siapa? Pilihan Transportasi Wanita Lajang Ibukota

  1. Sebenarnya baca postingan ini niatnya prihatin, tapi kok malah ngakak terus ya saya :haha. Kocak banget pemilihan kata-katanya, terus nyerempet jodoh semua :haha. Tak apa Mbak, saya mengerti kok rasanya bagaimana *laaaah*.
    Saya suka ojek online! Asyik sih soalnya kayak punya taksi dengan harga yang jauh lebih murah. Cuma peer saja kalau pas mau mesan tiba-tiba hape low batt *aaargh*. Kalau Uber tak pernah coba, maklum tak punya kartu kredit. Soal KRL… sekarang masih ada penyiletan dan pencopetan ya Mbak? Waduh, saya kira sudah aman sentosa…

    • *malu trus sembunyi* hahahah kan jokes yang paling lucu adalah ketika menertawakan diri sendiri sih menurutku 😀 #LajangUnite
      Setuju tentang ojek online. Kita ini emang generasi colokan deh, makin tinggi tingkat ketergantungan sama gadget yhaa. Di kereta masih ada kasus-kasus kecurian gitu pdhl yg jaga juga udah banyak 😦 Semoga pelayanan transportasi publik makin baik deh yaa

  2. Kyahahaha., mau dong dijemput kereta di depan rumah. Tapi kalo ke daerah-daerah macet, saya mah lebih prefer ke kereta abis itu nyambung angkot. Soalnya pasti nyampenya lebih cepet, yah walaupun kadang-kadang telat dateng, seperti jodoh yang mba Fitri bilang xixixi

  3. Yhaa kaleee keretanya jemput di depan rumah?! *jitakin pake KMt segepok* duhh aahhh kemaren aku dapet driver uber ganteeeng jadi baper pengen dianter jemput tiap hariiiikkk 😀

  4. Kalo abang sopirnya ganteng kayak gitu, aku mau kok dianterin ke rumah orang tuanya juga 😀

    Aku sama temen2 pernah nyobain grab car, nyaman dan murah hehe.

    Sayang hpku gak bisa instal aplikasi jemputan online jadi jarang pake gojek dan kawan-kawan *lempar hp ke danau

  5. Hahahaha ngakak liat foto yang ojek online. Kenapa nyaman banget si eneng ngedomprok ke abang gojeknya :))

    Btw Uber itu bisa “milih” driver looh. Jadi kalo pas dapet driver yang ratingnya jelek (atau mau nyari yang cakep), langsung cancel aja ordernya. Free as long as within 5 minutes!

    • Itu si neng kalo turun juga cium tangan si abang deh jangan2 😀

      Eh ini aku beneran baru tau klo bisa milih driver. La kalo pada order berikutnya masih blm sesuai dengan harapan, di-cancel lagi gitu dong berarti ya?

Habis maen komen dong :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s