Karena bekerja di oil and gas company, maka mengikuti training HSE (Health & Safety Environment) menjadi hal yang mandatory. Pada awal bulan Juli kemarin, saya telah diberi waktu rehat dari rutinitas ke kantor selama 1 minggu untuk mengikuti training HSE di Palembang. Ini adalah kali pertama saya menginjakkan kaki di sana :D.
Kesan pertama saat tiba di Palembang adalah: panas! Ga beda sama Jakarta.
Jarak dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II ke dormitory di Sungai Gerong sekitar 1 jam perjalanan. Bis jemputan juga melewati Jembatan Ampera yang merupakan simbol kota Palembang. Sayang sekali rasanya ketika melihat jembatan ini karena banyak coretan di mana-mana, yang sangat mengurangi esensi dan keindahannya. Menurut saya ini adalah salah satu permasalahan yang ada di Indonesia, kurangnya sense of belonging dari sebagian warganya terhadap fasilitas umum.
Kawasan HSE Training Center di Sungai Gerong memang enak sekali untuk liburan. Udaranya yang sejuk dan jauh dari polusi saja sudah terasa menyegarkan, ditambah lagi dengan fasilitas yang disediakan mulai dari sepeda, ruang karaoke, bilyar, tenis meja, dll. Lantas di sana apa saja yang diajarkan? Selain materi classroom, ada prakteknya juga. Jarang-jarang kan megang nozzle dan jadi nozzle-woman :D. Beratnya minta ampun, apalagi kalau semburan airnya adalah jet, tekanan air yang dikeluarkan sangat besar sementara saya yang kecil ini harus menahan badan agar tidak terlempar ke belakang. Malam harinya badan pegel ga karuan, walau tidak sampai merasa seperti dislokasi sendi setelah main ice skating sih :D.
Kalau urusan training seperti ini, tinggal nyiapin perut dan mata saja sih. Rasanya perut ga sempat merasa lapar karena padatnya jadwal makan: sarapan pagi, snack pagi, makan siang, snack siang, dilanjutkan dengan makan malam. Nah dampaknya adalah rasa ngantuk yang sulit ditahan ketika duduk mendengarkan materi di dalam kelas :p.
Setelah 4 hari selesai dengan training dan diusir dari dormitory, perjalanan di Palembang dilanjutkan dengan mencari tempat penampungan lain dan kebetulan teman saya punya banyak keluarga di Palembang. Kami difasilitasi dengan kamar beserta mobil dan supirnya untuk mengantarkan kami membelah Palembang. Kecil ya bo kotanya… *dikeplak orang Palembang*.
Selain mengunjungi museum dan BKB (Benteng Kuto Besak) yang menjadi kebanggaan masyarakat setempat, kami juga menyempatkan diri mengunjungi Pulau Kemaro karena penasaran. Untuk menuju ke sana, harus menggunakan perahu motor yang penentuan harganya melalui tawar-menawar terlebih dahulu. Sekilas sejarah pulau ini dapat dilihat pada salah satu foto di atas.
Setelah kunjungan saya ke Palembang, saya merasa masih banyak tata kota yang perlu dibenahi di sana. Tapi bagaimanapun juga, pempek Palembang memang tiada duanya ^^.
Note: postingan ini seharusnya sudah di-publish beberapa bulan lalu -_-
ahahah akhirnya muncul juga postingan tentang ini 😀
hahaha iya nih 😀 *sujud syukur*