Aku tengah berkisah
tentang hujan dan tanah basah
tempatku menari dan menikmati
tetes yang tak kunjung henti
sementara,
ku biarkan dirimu
menikmati tarian hujan
yang tak berima atau berpola
dari balik jendela kaca.
Dingin?
tak mengapa bagiku
karna,
sinar mentari yang aku punya
telah ku selipkan pada jalanmu
agar kau tak kelu
saat menanti pancaroba.
Dan dalam sunyi malam-malammu
ku bisikkan satu dua lagu
yang jauh dari merdu
hingga pendarmu
perlahan sirna.
Jika hujan telah reda
berganti pelangi dan cuaca
akan ku ambil jejakku
pada hatimu,
menaruhnya di lemari
yang kuncinya
ku kuburkan di tanah tak tergali.
Karna,
mungkin berkat doaku
hujan desember atau februari
berganti pelangi.
*Picture taken from here.
mpit… mpit… kok jadi puisiers sekarang kamu.. 😀
lagi musim hujan soale jadi melow wkwkwkkwk dan otak kiriku biar ikutan kerja. Sebenernya itu ngomel2, tapi yang diomeli gada :p
Saya suka puisinya…Two Thumbs Up… 🙂
Thanks for your appreciation heheheh ^^
luv this poem..
makasi udah baca ^^