Sebenarnya kejadian ini sudah terjadi beberapa minggu lalu. Namun dikarenakan saat itu saya sedang sibuk dengan UAS, jadi baru sekarang ada waktu buat nulis.
Sore itu saya pulang dari perpustakaan kampus UI, sekitar jam empat. Suasana kampus memang agak sepi karena weekend. Saya jalan sendiri menuju ke arah stasiun UI untuk kembali ke kosan. Di tengah jalan, tepatnya di depan kampus Fakultas Hukum, saya dicegat oleh seorang wanita usia sekitar empat puluhan yang menggunakan jilbab. Enggak tau kenapa, kalau dicegat orang di Jakarta dan sekitarnya pasti bawaannya suudzon. My bad but for reasons.
Di seberang jalan, wanita ini meletakkan motornya. Saya berusaha mendengarkan penjelasannya, untuk menghilangkan suudzon saya tadi. Dia bilang kalau dia janjian dengan temannya, motor akan diparkir di masjid kampus yang tidak jauh dari situ dan dia tidak membawa uang untuk ongkos pulang karena temannya batal untuk datang. Walau saya males mendengarkan ceritanya yang udah kelihatan berbual, saya tanya saja dia perlu berapa daripada saya diapa-apain.
Dia menanyakan saya kuliah di mana, semester berapa dan no hp saya. Dia tidak menyatakan bagaimana teknis mengembalikan uangnya, hingga saya bilang diganti dengan mengisikan pulsa saya saja meskipun saya tidak yakin apakah dia tadi mencatat nomor hp saya atau tidak. Entah kenapa saya yakin kalau orang ini adalah penipu, walau saya berusaha menepisnya. Bagi saya, kalau dia minta baik-baik pasti saya kasih kok kalau cuma dua puluh ribu mah..
Hingga saat ini saya tidak mendapatkan penggantian uang tadi. Dan alhamdulillah juga tidak mendapatkan sms “mama minta pulsa” karena seharusnya saya yang minta :p. Sebelum itu juga pernah di jalan Margonda ada ibu-ibu pura-pura habis dicopet dan tasnya disilet meminta hal yang sama. Saya tau sih dia bohong karena saya juga pernah dicopet, bekas siletannya “sadis” dan tidak sekecil dan serapi yang dia tunjukkan.
Kalau di lingkungan pertemanan kampus mungkin bisa juga terjadi kasus penipuan dengan kedok “minta dibayarin duluan” dan “lupa” ga dibayar 😀 Ga di kampus aja sih konon kabarnya, di perkantoran juga bisa terjadi. Bisa :p
Di dunia cuma dapat uang dua puluh ribu, yang dibuat sekali doang makan nasi padang sama kikil, darah uang haramnya terus mengalir hingga mati dan harus dipertanggungjawabkan pula di akhirat. Kasian 🙂
waduh… aku duwe utang ga ya? 😆 oh iya, mari kapan kita ke stbuck buat bayar gratifikasi. aku masih inget koq kalo yg itu.. :p