Solo Trip ke Eropa #3: Deg-degan Menjelang Hari H

Reaksi pertama kalau ada yang nanya saya trip ke Eropa kali ini bersama siapa dan saya jawab “sendiri”, maka 99.962% penanya akan bereaksi “HAH, SERIUS?”. Yaiyalah saya serius. Rencana solo trip ini bukan emosi sesaat atau mengikuti anjuran pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negar melalui kegiatan konsumtif, apalagi pelarian karena ditanya soal kapan nikah mulu patah hati, tapi memang telah melalui berbagai pertimbangan terutama menyangkut pendanaan. Cari duit itu ga mudah, Jendral!

Hari ini adalah H-4 keberangkatan saya, rasanya deg-degan banget. Membayangkan saya di sana harus mengandalkan diri sendiri, ditambah dengan berita-berita tentang Paris yang banyak copetnya, dan kekhawatiran lain membuat rasa deg-degan itu semakin menjadi-jadi. Sama aja seperti anak sekolah yang mau ujian tapi belum belajar, saya belum melakukan cukup riset untuk mengenali kota-kota yang akan saya kunjungi dan jalur transportasinya. Hingga saat ini itinerary tempat-tempat yang akan dikunjungi juga belum jadi, ya karna menurut saya bisa buka tripadvisor.com sebagaimana perjalanan saya ke Penang sebelumnya *toyor diri sendiri*.

Rumah memang selalu menyediakan kenyamanan namun kalau selalu di rumah saja dan tidak melihat dunia luar, nanti apa yang bisa saya ceritakan kepada anak-anak masa depan saya tentang dunia dan menginspirasi mereka? Lagian lumayan lah kalo punya kesempatan buat ganti-ganti background foto kan? πŸ˜€

Setelah baca sana sini, dari blog travelers sebelumnya dan kemarin juga beli bukunya Mbak Claudia Kaunang, berikut ini adalah hal-hal yang perlu saya persiapkan sebelum keberangkatan.

europe

Dokumen

Paspor dan visa sebaiknya di-scan dan dikirimkan ke email kita, sebagai back up kalo paspor asli kenapa-kenapa *ketok meja 3 kali, amit-amit*. Beli zip lock untuk menyimpan paspor agar tidak terkena air. Untuk menyimpan paspor di tempat selain tas agar lebih aman, saya membeli money belt (Rp 34.000) dan neck pouch (merek Eiger Rp 85.000) yang bisa dibeli secara online.

Dokumen lain yang harus diperhatikan adalah print out tiket pesawat, travel insurance, tiket kereta antar negara, dan booking penginapan. Kalau perlu, print sekalian peta menuju penginapan dari airport atau stasiun. Semua dokumen ini disimpan dalam satu tempat biar mudah untuk mencarinya.

Uang

Untuk mata uang yang gampang ditemuin di money changer Indonesia, disarankan untuk menukarkannya di Indonesia. Menyimpan uangnya juga jangan di satu tempat, tapi disebar di beberapa tempat. Kalau misalnya pas di sana uangnya kurang buat belanja, nanti bisa make kartu kredit/debit dan tarik tunai.

Pakaian

Bawa pakaian yang ga gampang kusut, jadi ga perlu mikir setrika :p. Mengingat saya membawa carrier untuk perjalanan 11 hari, maka saya berencana membawa 1 jaket, 1 syal, 3 celana panjang, 8 atasan, beberapa jilbab, dan underwear secukupnya. Intinya ga mau berat-beratlah. Nanti kalo misal kurang ya beli lagi.

Obat-obatan

Saya termasuk orang yang cukup sensitif dan bisa alergi sewaktu-waktu, makanya saya perlu membawa obat alergi ke mana-mana. Selain itu, biar diakui sebagai golongan orang pintar maka saya perlu membawa tolak angin. Maklum, makin menua jadi gampang masuk angin. Obat-obatan ringan lain yang perlu dibawa adalah obat sakit kepala, diare, maag, multivitamin. Yang lain yang ga boleh ketinggalan juga tuh minyak telon (ini buat saya aja sih), hand sanitizer, tisu basah dan tisu anti septik.

Toiletries

Mencakup sikat gigi, odol, sabun, shampoo, dll. Bawa keperluan mandi dan cairan-cairan lain yang diperlukan dalam ukuran kecil (botol 100ml). Bawa juga segala macam krim yang memang sedang dipakai dari dokter, biar pas kunjungan berikutnya ga diomelin dokternya karena males-malesan make *curhat*.

Alas Kaki

Tidak dianjurkan untuk memakai alas kaki baru yang belum teruji kenyamanannya. Saya bawa 1 sepatu dan 1 sandal jepit. Tidak lupa juga kaos kaki sekalian buat sholat juga.

Gadget dan Colokan

Ini juga tidak boleh ketinggalan: mp3 player, hp, kamera, chargers masing-masing gadget, headphone, universal adaptor, power bank, dan colokan cabang jika diperlukan.

Beberapa catatan lain yang ga kalah penting:

  1. catat nomor telepon penting: KBRI di negara yang dikunjungi, nomor telpon penginapan, teman yang bisa dihubungi di negara yang dikunjungi.
  2. bawa gembok dan luggage tag.
  3. bawa payung kecil.
  4. isi tas yang dibawa di kabin dengan barang-barang yang penting dan yang diperlukan selama di pesawat seperti mp3, buku, hp, make up, tisu, 1 kaos buat persiapan jika perlu ganti, name card buat ditukerin sama mas-mas yang duduk di bangku sebelah.
  5. sama si om Sandi disuruh bawa saus sambal buat jaga-jaga kalau di sana rasa makanannya hambar.
  6. cari sim card yang menyediakan paket data juga (pe er buat googling).
  7. baca panduan buat solo traveler terutama yang perempuan di internet, ini misalnya. Salah satu saran bagi solo traveler perempuan adalah menggunakan fake wedding ring. Ish, bisa ga sih pake wedding ring beneran aja? :p

Ya udah deh ini dulu aja sementara, nanti akan diupdate di posting berikutnya. Mau vacation itu pamali kalo stres dan cape-cape, mending sekarang nerusin bikin itinerary dan ngerjain pe-er kerjaan kantor yang bakal ditinggal 7 hari kerja itu :D.

Iklan

13 pemikiran pada “Solo Trip ke Eropa #3: Deg-degan Menjelang Hari H

  1. Aahh ikut seneng bacanya. Semoga lancar liburannya :))
    Cara menghindari copet dan scam di Paris adalah cuek bebek ajaa sok gak bisa bahasa Inggris kalo diajak ngobrol dan langsung melengos pergi. Saya juga parno banget sama copet Paris sebelom berangkat, tapi untungnya di sana aman-aman aja.
    Ditunggu cerita-cerita liburannya πŸ˜€

Habis maen komen dong :D

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s