Suara gemuruh di langit Jakarta sore ini membuat saya bergegas memesan Uber agar bisa segera pulang dari rumah teman di Jakarta Timur. Sebenarnya ada hal yang bikin saya was-was ketika naik taksi online ataupun konvensional sendirian, suasana awkward kalo lagi berdua dengan driver-nya dan diem-dieman kayak orang musuhan. Tapi yang lebih menyebalkan adalah ketika dapat driver yang “berisik” dan bikin saya males nanggepin. Dari titik ini saya menyadari bahwa mendapatkan driver yang asik adalah sebuah rejeki.
Demikian halnya dengan hari ini.
Driver saya adalah seorang mas-mas berusia sekitar early 30s. Obrolan kami diawali dengan tema macetnya jalan tol sekitar TMII yang akan kami lewati, dan pertanyaan “sudah berkeluarga Mba?”. Sebenarnya saya ga paham kenapa sering mendapatkan pertanyaan seperti ini. Sebagai seorang perempuan lajang, berdua bersama stranger, diberikan pertanyaan ini sejatinya mengusik ketenangan saya selama berada di dalam mobil.
Saya: belum nih, masih nunggu si mas pulang dulu (read: kalo jodoh)
Dia: emang masnya di mana Mba?
Saya: Di US kelarin PhD
Dia: Wah hebat ya Mba
Sebenarnya line percakapan di atas ditulis untuk membahagiakan Mr S.
Obrolan kami berlanjut dengan pilkada DKI, robohnya jembatan penyeberangan orang di Pasar Minggu akibat hujan badai, kebijakan Kir untuk mobil Uber, hingga kisah perjuangan Mas Driver (yang selanjutnya akan disebut MD) untuk survive hidup.
Kedua orang tua MD sudah meninggal, sementara dia adalah anak pertama dengan dua orang adik yang sedang menyelesaikan semester akhir kuliahnya. MD bekerja dan menjadi driver Uber untuk hidup dan membiayai adik-adiknya.
MD: Makanya saya belum juga nikah Mba, nunggu adik saya lulus kuliah dulu. Untungnya orang tua udah ninggalin rumah buat kami, jadi ga perlu mikirin tempat tinggal lagi
Semakin banyak Km yang ditempuh mobil Ayla-nya sore itu, semakin banyak pula cerita kehidupan MD yang saya ketahui. Hari ini saya belajar kehidupan di jalanan. Hal ini membuat saya berpikir, apakah ini cara Tuhan “mengingatkan” saya untuk bersyukur.
Beberapa bulan terakhir rasanya saya sedang menapaki roda bawah kehidupan Mba-Mba Kantoran sebagai corporate slave, yang ngos-ngosan banget buat survive dan menghadapi tanjakan pekerjaan yang ga kunjung terlihat ujung dan progresnya. Hingga di awal bulan September ini saya menyerahkan diri ke IGD RSPP karena dada yang terasa terbakar setelah nyeri beberapa hari. Kata dokter, saya ga boleh stres. Padahal saya ga stres, tapi sudah di level depresi *loh*.
Ketika terbaring sendirian di IGD, saya menyadari bahwa sebagai seorang karyawan, saya replaceable, bisa digantikan orang lain sewaktu-waktu karena kompetensi yang saya miliki hanyalah remah-remah dan hal yang umum. Sedangkan kalau saya sakit, perusahaan juga hanya akan meng-cover sebatas apa yang dijanjikan. Intinya, kalau saya sakit, yang rugi bandar adalah saya sendiri dan keluarga.
Sejak saat itu saya berusaha rileks menghadapi pekerjaan. What could be worse selain sakit dan ga bisa ngapa-ngapain?
Cerita MD juga mengajarkan saya untuk bersyukur. Bersyukur karena saya anak bungsu yang tidak dibebani dengan membiayai adik-adik yang belum lulus kuliah. Bersyukur karena saya masih punya orang tua. Bersyukur karena setiap bulan punya gaji yang cukup untuk membayar cicilan walau masih kurang banyak banget untuk beli yatch. Bersyukur karena ada Mr S yang selalu menenangkan. Bersyukur karena dikelilingi oleh teman-teman yang baik.
Actually everybody’s struggling with their life. Yang membedakan hanyalah apakah kita tau atau enggak tentang perjuangannya.
If you’re going through hell, keep going. – Winston Churchill

Lagi ngalamin yang sama. Dan belakangan mau coba pasrah setelah udah berusaha sekuat mungkin.
Karena hanya Tuhan yang tau apa yang baik untuk umat-Nya. Semangat Kak Safitri 🙂
Mr. S nya yang difoto ya? Yang waktu itu pernah kutanya juga kan? Hehehehe
Hahaha bukan. Ini mas2 guide ketika di Istanbul. Semangat jugaa ya Lia. Kita harus jadi wanita setrong 💪🏻. Mr S mah Indonesia tulen 🙈
Hahahaha abisnya aku curiganya sama mas mas yang ini. Ternyata bukan toh hihihi.
Semangaaaat. Besok Senin. Mulai bertarung lagi 😀
Hahaha bukaaan 😂 Iyaaa mari berjuang! Badai pasti berlalu, tapi kapaaaan 😂
Keindahan dunianya, mas guide yang difoto yak? :p
Huahahah itu loh belakangnya jg *takut dibaca Mr S*
Kirain Mr S nya itu OT yang difoto… 😀
Ahahaha bukaaaan. Ini bukan ala Mr S yg tertukar 😂
YA ALLAH KEINDAHAN DUNIANYA BENER-BENER PENGEN SEGERA NGEPACK RANSEL
*capslock rusak* *dijambak mas bebeb*
Jangan ransel aja yu. Skalian koper buat pindahan mendekati keindahan dunia 🙈
Semua orang pasti punya ceritanya masing-masing, punya perjuangan yang harus dilalui, dengan alur yang memperkaya diri, kalau kata orang. Terima kasih sudah berbagi ya Mbak, semoga kejadian ini jadi pelajaran buat kita semua buat menjalani hidup tidak terlalu “ngoyo”, haha. Kalau menurut saya yang penting enjoy dan jangan lupa bahagia.
Iya bener ya, sepertinya kita harus selalu inget utk bersyukur dengan keadaan kita 🙂
Btw, di foto terakhir itu si ‘Mr S’? 😀
Benar-benar indah! *ngeces
Terus aku jadi pengen curhat soal kerjaan. Bener banget, ngapain kita kerja kaya budak kalo nggak dihargai. Masak kerja sampe sakit masih disalah2in, nunggu sampe mati baru dimaklumin!? Amit-amit. Astapiluloh..
iya kesehatan penting.ya mba..
setelah melihat keindahan dunia lalu apa?…:)
wah, mas2nya ceria sekali
Akhirnya update juga lagi nih blog. Yak, bertahan sebagai Corporate Slave di Jakarta mengajarkan diri kita semuanya bahwa hidup itu keras. Terlebih lagi di jalanan. Selamat menikmati petulangan kehidupan Mbak Fitri.
jadi ngiler lihat foto paling bawah.
benar safi, menjaga kesehatan dan bersyukur itu PR bangat yach. tiap hari mesti belajar terus.
bekerja di Perusahaan yang diimpikan jutaan pemuda negeri ini masak kurang bersyukur mbak 😀
Yah, kadang kisah orang itu bisa menjadi penggampar kita untuk bersyukur ya mbak :’ aku sering gitu juga tuh :’
tersirat gak mbak? kalo kamu dan drivernya punya kesamaan yg unik dan gak semua orang punya… sama2 menunggu orang kuliah untuk alasan yang sama,
Pertanda Apakah Iniiiii Tuhaaaaaan
#EdisiLebay
Pertanda kalo habis turun dari uber musti bayar 😂 karna dia butuh duit
segala peristiwa dan tempat katanya merupakan sumber inspirasi dan pelajaran yang tiada habisnya.
thank dan salam kenal ya
Jangan lupa juga tujuan bekerja untuk beribadah dan sedekah yaaaa hua hua hua. Eh cari jodoh juga kan yaa ??? #Kabur
Wah jadi penasaran sama gambar MR. S mba hihih
Iya saya juga sering ngobrol sama driver begitu, banyak driver yang curhat. Tapi mending dirvernya curhat daripada ada driver yang mancing mancing buat kita yang curhat.
Apalagi driver berisik dan genit. Hahaha
Hmm iya ya .. saya juga anak bungsu.
Bersyukur karena sudah bisa kerja sendiri dan nggak lagi ngerepotin kakak yang pontang panting biayain sekolah ku dulu.
ceritanya bagus mba
Inspiring mba, semoga kita menjadi hamba-Nya yang bersyukur…
Btw saya suka sama kutipan yang ada dibawah foto…