Mau Diantar Siapa? Pilihan Transportasi Wanita Lajang Ibukota

Selain pertanyaan kapan menikah, ada juga pertanyaan yang mengganggu bagi para lajang. “Dianter/Dijemput siapa?” Pertanyaan ini menimbulkan rasa kurang nyaman karena jawaban dari pertanyaan tersebut dapat mengindikasikan beberapa hal: status pernikahan, kemapanan ekonomi, tingkat pengiritan, hingga harga diri.

Beruntung teknologi telah mengubah cara manusia berkomunikasi, termasuk juga dalam menyelesaikan permasalahan hidup seperti di atas. Jika diberikan pertanyaan tersebut, kini saya bisa segera memberikan jawaban bagi sang penanya semudah 1 2 3 karena semakin banyak pilihan transportasi di Jakarta.

Bagi para wanita lajang ibukota, sudah bukan saatnya Anda merasa khawatir atau galau jika hendak bepergian. Berikut alat transportasi umum [yang beberapa di antaranya dapat diprivatisasi aka tidak perlu berdesakan dengan penumpang lain] yang dapat digunakan. Disclaimer: tulisan ini dibuat berdasarkan pengalaman pribadi.

Baca selebihnya »

Iklan

Tips Ber-Commuter Line

Berdasarkan pengalaman saya yang menjadi Roker (Rombongan Kereta) selama satu tahun belakangan, berikut ini ada beberapa tips yang (mungkin) berguna bagi para Roker baik yang masih belia ataupun yang sudah fasih dalam per-Commuter Line-an. Yang perlu digaris bawahi di sini, saya bukan juru kampanye dari PT KAI (sejauh ini).

Pertama: Pastikan membawa kartu Commet jika memang sudah memutuskan akan berhubungan intens dengan CL. Sebenarnya banyak manfaat jika menggunakan kartu prabayar ini, salah satunya adalah ga perlu setiap hari antri di loket. Kebanyakan hubungan para Roker dengan CL sejauh ini sih “benci-tapi-butuh” gitu deh..

Kedua: Upayakan tubuh dalam keadaan sehat, butuh perjuangan berat ketika masuk ke kereta di jam padat. Apalagi jika berada di gerbong wanita, sense of survival kami ternyata luar biasa :p

Ketiga: Pastikan sudah memakai deodoran, kita juga bertanggung jawab atas keselamatan kenyamanan penumpang lain dan itung-itung membantu pemerintah dalam meminimalkan tingkat polusi udara. Hal ini mungkin sepele, tapi kebayang ga pas CL padat, cape pulang kerja, berdiri DI BAWAH KETIAK ORANG yang beraroma kurang sedap? Nah, jangan menjadi sumber kekurangsedapan itu 🙂

Keempat: Sebisanya bawa satu tas saja. Selain CL itu lebih sering penuh daripada enggaknya, kerempongan akan menyusahkan kita sendiri di samping kemungkinan lupa kalau menaruh barang bawaan pada rak di atas kepala (apa sih sebutannya? Kalo nulisin kabin kok kasian pesawat disamain dengan benda-prasejarah-warisan-jepang ini)

Lima: Jauhi bangku prioritas, selama Anda bukan lansia, ibu hamil, atau mereka yang lebih berhak. Rebutan bangku saja sama yang lainnya.. *singsingkan lengan baju!*

Enam: Jaga dan awasi tas dengan baik, karena beberapa kali ada berita tentang copet di kereta. Ya kecuali jika memang ingin bersedekah kepada mereka :p

Tujuh: Pakailah earphone, untuk menghindari mendengarkan percakapan yang tidak perlu. Ya daripada ikutan dosa, apalagi jika berada di gerbong wanita..

Delapan: Bawa counterpain, tolak angin dan obat pribadi lainnya jika diperlukan. Di CL jargon “HIDUP ADALAH PERJUANGAN” lebih berasa!

Sembilan: Jangan mengeluh, berdecak kecewa dan kode-kode lainnya yang mewakili perasaan tidak suka, sebal, kecewa dan negatif lainnya. Bukan kita saja loh yang lagi cape :). By reducing negativity, we’re commited to be a good person.

Itu dulu deh, kalo ada yang lain nanti dibuatkan seri keduanya. Semoga manfaat ^^

Diposting dari dalam Commuter Line Jkt – Depok yang lagi stuck entah di mana. Untungnya dapet tempat duduk. Alhamdulillah.