Coffee shop adalah salah satu tempat favorit saya jika sedang menulis atau menyelesaikan pekerjaan. Aroma kopi dan suasananya bikin betah, yang penting sih ketika pulang ke rumah sudah ada progres atas pekerjaan yang dibawa ke sana biar ga rugi. Dengan harga yang terbilang tidak murah, bisa jadi harga secangkir kopi yang kita beli adalah termasuk biaya untuk harga sewa ruangan yang nyaman dan wifi :p*elus-elus dompet*. Karena kecintaan saya itu, maka ketika ada info mengenai acara coffee tasting saya langsung mendaftar.
Ini adalah kali kedua saya mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Detik Event. Sebenarnya acara Serial Coffee Class ‘Indonesian Coffee Academy’ diselenggarakan selama tiga hari (13 – 15 November 2015) dengan sesi yang berbeda-beda, mulai dari Sesi 1 “Mengenal Bisnis Cafe”, Sesi 2 “Coffee Tasting”, hingga Sesi 3 “Coffee Blending” dengan harga tiket Rp 350.000 tiap sesi. Tentu saja saya sebagai penikmat kopi memilih untuk mengikuti Sesi 2, karena saya belum berencana untuk membuka cafe (belum ada modal tepatnya) ataupun berencana sebagai barista. Detik Event bekerja sama dengan owner Anomali Coffee, yang ternyata masih muda untuk mengadakan acara ini *brb pasang susuk pemikat*.

Coffee tasting atau yang dikenal dengan cupping ini adalah kegiatan untuk mencicipi kopi, dengan kopi lokal sebagai objeknya karena Anomali Coffee sendiri adalah coffee shop yang menjual kopi lokal dan memiliki tagline “Kopi Asli Indonesia”. Awalnya saya membayangkan kalau saya bakal cicip-cicip beberapa gelas kopi dan mengkategorikannya sebagai “enak” atau “ga enak”. Tapi ternyata saya salah, cupping lebih dari sekedar itu saja.

Di awal acara Mas Irfan, salah satu pendiri Anomali Coffee, membawakan sesi Coffee Knowledge. Sebagai orang yang bisa dibilang suka ngopi paste, pengetahuan saya tentang kopi adalah nol besar. Mas Irfan menjelaskan tentang tipe kopi (Arabica dan Robusta), coffee processing (fully washed, semi washed, pulp natural, dan natural/dry process), proses cupping dan kenapa cupping diperlukan, hingga ke brewing methods (saya taunya hanya tubruk dan plunger). Saya hanya melongo mendengarkan penjelasannya. Complicated banget ternyata proses untuk menghidangkan segelas kopi, apalagi proses ke pelaminan ya #eh.

Latar belakang peserta juga bervariasi, tapi sebagian besar memang mereka yang suka ngopi dan ingin tahu lebih banyak mengenai proses pembuatan kopi yang ternyata ga gampang sodara – sodara! Tadinya saya pikir kalau coffee shop seperti Anomali ini hanya sekedar brewing dan menjual produk saja, tapi ternyata mereka juga ikut serta dan turun tangan dalam memastikan biji kopi yang dikirimkan oleh petani kepada mereka adalah biji kopi yang memenuhi standard kualitas yang sudah ditentukan. Mas Irfan juga bercerita kalau mereka pernah selama satu minggu memberikan pengarahan kepada petani kopi di Flores karena biji kopi sebanyak satu ton harus mereka kembalikan karena tidak memenuhi standard.
Proses Cupping
Dikarenakan banyak peserta yang hadir, maka kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Di setiap kelompok kecil yang terdiri dari dua sampai tiga orang, sediakan tiga buah gelas yang berisi bubuk kopi dengan tulisan A, B, dan C disertai tiga buah sendok.

Setiap peserta juga diberikan sebuah papan penilaian “cupping form” untuk menilai aspek-aspek penting setiap melakukan cupping yakni fragrance (aroma), flavour, aftertaste, acidity, body, balance, clean cup, sweetness, dan over all. Keseluruhan aspek tersebut dinilai sejak bubuk kopi dibiarkan begitu saja di dalam gelas, ketika diberi air panas dan dibiarkan selama sekitar empat menit, dan ketika kopi sudah dingin.

Kami juga diminta untuk menilai taste dan aroma dari setiap gelas yang ternyata juga ada bermacam-macam jenisnya *mulai pusing pala berbi*. Taste-nya bisa berupa bitter (kayak hidup, getir dan pahit gitu lah), salt, sweet, dan sour. Sementara aroma-nya bisa berupa carbony, spicy, nutty, flowery, herby, carmelly, atau chocolaty. Nah banyak banget kan. Lantas bagaimana bisa kita membedakannya? Sering-seringlah cupping! Seperti petuah “practice makes perfect” :D.
Sementara itu, ada empat macam proses brewing yang diperkenalkan yakni Drip V60, Syphon, Plunger, dan Espresso Machine. Kenapa metode brewing juga berbeda-beda? Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan biji kopi yang diolah agar dapat disajikan dalam rasa dan aroma terbaiknya.

Setelah mengikuti acara ini saya jadi tahu bahwa proses menghidangkan kopi ke meja tidak semudah yang saya bayangkan sebelumnya. No wonder harga secangkir kopi di coffee shop juga seringkali tidak murah, tapi memang worth it.
Polbek kakak…hahahahah
Anomali yang di Teuku Cik Ditiro kah?
Tea tasting event punya info kagak sis
*komen gw geje…yang penting pertamax yah sis
huahaah penting bangeeet ini komenmu Nji! Juara!
iyaaa katanya yang bisa ngerasain kopi sihh memang taste-nya bisa beda2 ya. Tapi entah kenapa aku cuma bisa ngerasa pait, pait, dan pait 😦 duhhh itu refleksi dari kenyataan mungkin ya *senderan ke mas Irfan*
Kak, itu yang dicoba kopi apa idup sih kok pait semua *dibalang panci*. Kayaknya kalo sama liat mas Irfan, rasanya bakal beda hahahah
Gilak ._. aku bukan penikmat kopi, tapi kok agak kagum gimana gitu ya sama penyajiannya. ada testing-testingnya gitu. tiap kopi bisa beda-beda rasa gitu ya ._. ampuuun deh :’
Udah jangan dipikirin, sama susahnya dengan memahami wanita #eh
WKwkwkw bener juga mbak :p wkwkwk bisa aja nih kamu mbak 😀
wudiih… murah tuh satu sesinya cuma 350 ribu mbak..
tapi mendingan jadi roaster mbak, eh di jakarta nggak kebun kopi ya?
klo jadi roaster atau tester lumayan mbak hasilnya 😀
HAAAAH masa sih segitu murah? Tapi iya juga sih, harga segitu masih dpt minuman dan makanan loh.
Iya kah hasilnya lumayan? $_$ Sempet pengen magang jadi barista gitu pas weekend hehe tp belum keturutan 😀
coba lamar jadi tester cup mbak.. klo di aceh ambil sertifikatnya sekitar 20 juta 😀
Duuuh mahalnya, kalo duit segitu mending buat traveling aja kayaknyaaa 😀
wkwkwkw tapi pemasukannya juga asyik mbak., sekali tester 150 rb 😀
Mari kak bersulang,,, segelas Coffee sudah ada di depan mata. Hehehehe,,,, kata bang iwan, orang Indonesia minumannya Coffee biar semangat kerja, hehehehe
waaah coffee lover juga nih? Samaaa, walau saya punya maag tapi masih sulit berpaling 😦