So, what happen on May 2011?

Di awal bulan ini ada beberapa kejadian yang pertama kalinya saya alami: pertama kalinya mengetikkan sesuatu di file KKW (semacam mini skripsi untuk syarat kelulusan BPS), pertama kalinya lembur di kantor (dan malam ini adalah malam yang kedua), pertama kalinya ke pasar sebelum berangkat ke kantor, pertama kalinya banyak teman-teman yang menanyakan soal tes masuk saya dulu ke kantor yang sekarang and asked for helps and prayers (of course I do it happily ;)), dan pertama kalinya HARUS mulai rajin menuliskan pengeluaran (karena saya diancam oleh dia, tapi karena menurut saya hal ini memang baik jadi saya ikut saja :p). Mungkin masih ada lagi, tapi saya lupa.

Berbicara mengenai kantor, bulan ini memasuki bulan ketiga dari 8 bulan total masa OJT saya. Rasanya? Sejauh ini I feel excited, apalagi belakangan banyak hal yang bisa saya lakukan. Kalau dipikir-pikir, mungkin di antara teman-teman sekelas, saya adalah orang yang paling sering berkirim-kiriman email dengan mentor (asmen) dan analis di tempat saya OJT.

Kadang saya bercanda dengan menyebutkan diri saya adalah wanita agresif karena sering mengirim email. Tapi agresif demi mendapat ilmu lebih, sah-sah aja kan ya ;). Dan belakangan saya juga sering ditelpon oleh sang konsultan karena ada pekerjaan yang cukup menyita waktu dan konsentrasi yang di assign beliau kepada saya. Oh ya, tim kami hanya beranggotakan seorang asmen, seorang analis, seorang konsultan SAP, dan saya sendiri.

Awalnya saya merasa sungkan dan deg-degan karena tidak terbiasa berkomunikasi menggunakan email untuk masalah pekerjaan, takut mereka merasa terganggu atau takut kecewa karena email saya tidak dibalas. Tapi karena menyadari kesibukan bapak-bapak tsb, dan sang asmen sendiri pernah menyatakan kepada saya jika ada keperluan apapun silakan mengirim email kepada beliau, karena beliau pasti akan membacanya meskipun tidak selalu bisa merespon dengan cepat, akhirnya sekarang saya selalu menyingkirkan rasa sungkan itu setiap kali saya telah kehabisan meteri untuk belajar atau sudah merasa bosan membaca HELP SAP. 

Saya bukan orang yang pandai dalam hafalan atau membaca teori. Jadi, ketika materi yang saya pelajari berganti halaman maka memori yang telah ada mengenai materi sebelumnya langsung terformat dan tertimpa begitu saja (read and replace). Saya lebih suka learning by doing karena di sana otak saya akan lebih rajin berfikir. Itu karenanya meskipun belakangan harus lembur sampai jam 8 malam, saya merasa senang-senang saja.

Sebagai member baru di kantor, memang sudah selayaknya untuk bersikap agresif (dalam artian positif) untuk menggali ilmu dan menambah pengalaman agar hubungan baik dalam tim juga bisa terbina *haduh bahasa saya kok berat begini ya*. Ya kasarannya, bapak-bapak ini kan pasti banyak sekali pekerjaannya, jadi jika beliau tidak diberitahu mengenai apa yang saya butuhkan, apa yang saya ingin pelajari, maka saya juga tidak akan mendapatkan banyak ilmu dan perhatian dari beliau-beliau ini. Ya setidaknya saya berusaha untuk menunjukkan keinginan untuk belajar dan ikut ngerusuhi project yang sedang mereka kerjakan. Lagian kalo banyak ikut project itu enak karena banyak meeting, yang artinya akan banyak makan gratis :p.

Tadinya kepada bapak-bapak ini, kalau bertemu saya juga tidak tahu harus berbicara apa. Sang asmen yang begitu kebapakan dan religius, sang analis yang berjiwa pengajar, dan sang konsultan yang sabar dan bak ensiklopedi, membuat saya merasa bersyukur dan harus memanfaatkan momen ini untuk meminta mereka membagi pengalaman dan ilmu yang dimiliki. Mereka tidak sungkan untuk mendatangi meja saya, yang sampai saat ini masih berbeda ruangan dengan mereka, untuk sekedar menanyakan apa yang sedang saya pelajari dan bagaimana progresnya. Baik sekali bukan? 🙂

Lantas apa email yang saya kirimkan kepada mereka? Awalnya seputar permintaan materi yang bisa dipelajari dan UserId beserta password untuk mengakses beberapa modul aplikasi. Lama kelamaan beliau-beliau yang rajin mengirimkan email kepada saya, baik mengenai update seputar project-project yang sedang berjalan (termasuk yang akan saya bahas di KKW), atau telpon dan mengatakan “mbak safitri maaf ni saya mau meminta bantuannya lagi”. Tahukan rasanya ketika seorang yang jauh lebih superior dari kita meminta bantuan dengan lembut dan sopannya? Hmm.. lebih dari sekedar menyenangkan :).

Oh ya membahas masalah apresiasi mereka, saya juga punya pengalaman. Minggu kemarin pertama kalinya sang konsultan meminta ijin kepada asmen untuk meminta bantuan saya dalam menyelesaikan request yang diminta oleh beliau. Pak asmen memberikan saya deadline 5 hari kerja untuk menyelesaikan pekerjaan tsb, namun ternyata bisa saya selesaikan dalam waktu 1 hari.

Setelah saya mengirimkan hasil pekerjaan itu, beliau mengatakan “Well done. Terima kasih Safitri atas penyelesaian download datanya lebih cepat dari targetnya. I appreciate”. Saya terharu membacanya, padahal yang saya lakukan bukanlah pekerjaan yang sulit, hanya membutuhkan ketelatenan saja (dan waktu luang tentunya). Di setiap email juga di awali dengan salam seperti “Selamat pagi” atau “Dh”, dan diakhiri dengan “Terima kasih”. Hal-hal kecil seperti ini sebenarnya yang membawa rasa hangat dengan efek cukup besar di lingkungan kerja. Saya jadi ingat dari talk show Hari Kartini bulan lalu, salah satu narasumber mengatakan jika ada yang meminta A kepada kita berikanlah A++, karena banyak hasil positif yang akan kita rasakan kemudian.

Bagaimanapun juga, hal yang selalu saya ingat adalah:

Indah atau tidaknya pemandangan tergantung pada posisi kita berdiri.

Sudah cukup panjang dan sudah menjelang pagi, sementara saya belum tidur karena diajak mengobrol oleh teman sebelah kamar. Semoga sharing kali ini bisa memberi manfaat bagi yang membaca. Terima kasih telah meluangkan waktu, and see yaa :*.