Apa hal-hal yang bikin kamu berat hati ke kantor? Kalau saya biasanya ketika kelelahan, sedang PMS yang bikin badan seperti habis digebukin orang, masih banyak email dengan bendera merah yang perlu di-follow up, ketika transportasi ke kantor lagi kurang bersahabat, atau ketika ada yang ga ingin ditemui :P. Hal-hal tersebut merusak mood di kantor, bisa-bisa berujung menjadi tidak produktif seharian dan bikin stres.

Ada juga hal lain yang bikin nyesek yakni ketika rasanya sudah kelelahan bekerja, tapi ga kelihatan hasilnya. Duh, berasa buang-buang waktu saja!

Setelah membaca beberapa atrikel, ngobrol dengan teman di kantor, dan tentu saja hasil observasi pribadi, saya menemukan beberapa hal yang bisa membuat saya jadi lebih bersemangat ke kantor dan [merasa] lebih produktif.

1. Awali Dengan Berdoa dan Mood Booster

Berdoa ini cerminan niat dan harapan ketika berangkat ke kantor. Ya daripada udah capek-capek dan ga dapat pahala, mending diniatin dengan niat yang baik. Biasanya saya niatin buat mencari rezeki yang halal dan berkah, dan berdoa apa yang dikerjakan di hari itu bisa bermanfaat.

Kalau mood booster saya sih setelah bangun pagi dan sholat, langsung nyalain radio sama nyiapin air panas buat bikin kopi susu. Enak aja gitu rasanya mendengarkan musik sama minum kopi hangat, memandang sebagian Jakarta dari balkon, dan berujung menyadari harus bekerja untuk membayar cicilan dan sewa gedung :D.

2. siapakan Pakaian untuk Ngantor ketika weekend

Tau kan meskipun perempuan punya baju satu lemari, tetap saja ada kalanya kami akan bilang “bingung nih ga punya baju” :D.

Menyiapkan baju untuk seminggu bekerja ternyata sangat membantu menjaga mood dan yang terpenting adalah menghemat waktu di pagi hari. Minimal sudah tau baju mana saja yang akan dipakai ke kantor, labih baik lagi jika sudah disetrika dan tinggal pakai deh di hari H.

3. membuat prioritas to do list

Saya termasuk orang yang mudah teralihkan fokusnya. Membuat list prioritas pekerjaan yang harus diselesaikan di hari itu sangat membantu menyusun ekspektasi dan melihat hasil pekerjaan seharian. Rasanya senang sekali ketika satu per satu isi list dicoreti karena sudah selesai :D.

4. cek bendera merah

Email masuk yang perlu ditindaklanjuti [nyaris] selalu saya beri mark bendera merah. Sebelum membaca email baru, saya cek dulu email-email yang dibenderamerahin tadi. Kalau sudah selesai dibalas, baru deh beranjak ke email lain yang belum dibaca.

Kadang memang sering tergoda juga untuk mengecek langsung email yang baru masuk. Namun ternyata kondisi seperti itu malah mengurangi produktivitas, karena pekerjaan yang tadi sudah setengah jalan dilakukan malah harus terganggu oleh permintaan lain.

Kuncinya sih fokus.

5. minimalisir komunikasi di luar urusan kantor

Whatsapp (WA) memang sedang ngehits banget, apalagi kalau punya teman yang suka bikin grup baru dan memasukkan nama kamu di grup itu.  Ini juga bisa menjadi distraktor kalau kamu termasuk orang yang susah fokus dan kepoan banget, karena setiap ada notifikasi pesan baru kamu akan langsung ngecek WA.

Agar tidak tergoda, hp sering saya taruh di belakang laptop. Kalau keseringan ngecek WA dan balesin, pasti aja sih jadi kurang produktif. Meminimalisir komunikasi di luar urusan kantor, terutama di “jam-jam emas” atau jam sebelum makan siang, adalah salah satu strategi meningkatkan produktivitas. Di jam tersebut otak masih fresh dan sepertinya ada banyak hal yang bisa diselesaikan.

6. Break time

Break time tidak hanya ketika makan siang atau sholat, tapi ketika mulai jenuh saya dan teman-teman yang menjadi “tetangga” di kantor biasanya mulai melontarkan jokes. Ya ga usah lama-lama juga ngobrolnya. Setelah kepala fresh karena ketawa-ketawa, pasang lagi deh headphone-nya dan lanjut kerja lagi.

7. menerima diri kalau bukan Manusia super

Penerimaan terhadap kemampuan diri menyelesaikan pekerjaan terkadang juga diperlukan. Pernah kan merasa hollow karena sudah capek, banyak tenaga dihabiskan selama jam kantor untuk bekerja, nggak jelalatan atau browsing juga padahal, tapi pekerjaan pending masih banyak? Bisa-bisa rasa seperti ini berujung dengan frustasi dan perasaan kecewa dengan diri sendiri.

Buat saya, setelah mengupayakan secara optimal, maka menerima bahwa diri sendiri bukanlah Superwoman adalah cara agar saya tetap memiliki rasa confident dan nyaman terhadap diri sendiri.

8. Good companion does matter

Memiliki partner kerja yang helpful juga menjadi mood booster tersendiri. Saya bersyukur banget deh saat ini ditempatkan di bagian yang teman setimnya keren, baik, dan helpful *nangis terharu*. Meskipun pekerjaan rasanya semakin menantang, tapi kehadiran mereka ini membuat hari terasa lebih baik 😀 *bukan postingan berbayar*.

9. Tutup hari dengan mengucap syukur

Setelah berlelah-lelah seharian, mengucap syukur kalau hari itu sudah dilewati dengan baik juga perlu. Dulunya saya mengabaikan hal ini, ehh ketika pulang rasanya hampa dan lupa bersyukur. Setelah curhat dengan seorang teman dan diberi saran, saya mulai membiasakan mengucap “Alhamdulillah” di jam pulang kantor, sebagai rasa syukur sudah menyelesaikan beberapa pekerjaan, bisa pulang, tentunya semakin dekat ke weekend dan bisa facetime-an sama Mr.S.

10. Jangan membawa pekerjaan ke rumah

Nah hal ini yang sudah banyak saya kurangi, dimulai dari tidak membawa laptop kantor pulang, hingga tidak bekerja ketika weekend. Malam hari bisa dimanfaatkan untuk melakukan hobi seperti membaca buku, ngeblog, nonton film, atau lainnya. Sementara weekend bisa dipakai untuk traveling, dan berkumpul bersama keluarga atau significant other. Cara ini berguna untuk menjauhkan rasa penat sehingga tetap segar ketika berangkat ke kantor.

Itu sih beberapa tips dari saya biar tetap semangat ke kantor dan produktif. Tips lain bisa dibaca di sini dan sini.

Kalau kamu sendiri, bagaimana caranya menjaga mood dan fokus di kantor?

P.S: Kalau punya gebetan di kantor biasanya juga bisa sih menambah semangat 😀