Solo Trip ke Eropa #6: Belgia, ABG (Antwerp, Bruges, Ghent) yang Misterius dan Menawan

Bulan madu saya dengan Amsterdam berakhir pada tanggal 19 Agustus 2015. Saya harus pindah ke destinasi selanjutnya yakni ke Belgia. Berat banget meninggalkan kota ini, dengan segala kemudahan transportasi, kesejukan udara, dan keindahan kotanya. Karena saya akan menggunakan kereta jam 07.10 dan mengingat para Meneer ini on time, jadi saya setidaknya jam 6 sudah keluar hotel.

Amsterdam Canal
Rumah mungil dari perahu di kanal Amsterdam

Permasalahan selanjutnya adalah pagi-pagi gitu saya harus naik apa ke Amsterdam Centraal? Ketika saya cek di website, tram pertama baru mulai beroperasi jam 7. Sama Sandi sudah disuruh install aplikasi buat pesen taxi sih buat antisipasi kalau perlu. Daripada pusing-pusing, ketika check out saya nanya ke mas-mas resepsionisnya dan mendapatkan kabar gembira bahwa tram pertama yang lewat di tram station depan hotel ada di jam 06.08. Senang bukan kepalang!Baca selebihnya »

Alternatif Mengisi Weekend di Jakarta

Menjalani kodrat sebagai mbak-mbak kantoran, weekend adalah hal yang paling saya tunggu apalagi kalau udah minggu malam. Padahal baru aja kelar weekend-nya, eeeh udah pengen weekend lagi. Kalian gini juga ga sih?

Sebenernya selain mengunjungi mall, masih ada banyak hal yang bisa dikerjakan untuk mengisi weekend di Jakarta. Kadang ketika weekdays belum punya acara untuk mengisi weekend, jadi ga semangat nyelesein kerjaan kecuali diingatkan lagi dengan cicilan yang belum lunas. Nah, saya mau berbagi tentang hal-hal yang bisa dilakukan sebagai alternatif untuk mengisi weekend di Jakarta.

Cooking Class

Pada tanggal 3 Oktober 2015 saya bersama food and travel blogger kondang sekecamatan, Dito, mengikuti acara Cooking Class with Detikfood.com di Hotel Pullman.  Saya excited ketika diajak Dito mengikuti acara ini. Saya sedang senang mengeksplor hal baru biar ga cepet bosen terlebih sejak saya lulus kuliah karena gada kegiatan lagi after office hours dan tidak ada paper yang harus dikerjakan berhari-hari.

Pastry cooking class
Biar dikira niat belajar masak gitu deh :p

Baca selebihnya »

Mau Traveling ke Luar Negeri? Pakai KartuPos Aja!

“Pengen banget traveling, tapi ga ada waktu untuk pesen penginapan dan segala macem tiket nih 😦 ”

Pernah ga sih kalian mengalami hal seperti itu, pengen traveling karena memang udah lama punya cita-cita untuk pergi ke suatu tempat. Atau tiba-tiba kepengen pergi ke mana gitu setelah melihat blog dari travel blogger atau dari akun-akun instagram kampret yang bikin ngiler fenomenal semacam @kartuposinsta @amrazing, sementara kerjaan di kantor lagi banyak dan kalau sampai di rumah rasanya energi udah habis? Boro-boro mau survey tempat penginapan dan mantengin harga tiket, inget mandi malem aja udah sukur.

Saya pernah mengalami hal tersebut. Keinginan untuk traveling jauh dan sendirian udah di ubun-ubun, sementara ga ada waktu untuk mempersiapkan printilannya. Awal tahun 2015, saya iseng buka webnya KartuPos. Mata saya menatap nanar ketika menemukan tulisan Europe on A Budget di list trip yang ditawarkan oleh KartuPos. Saya segera meninggalkan pesan di web tersebut untuk menanyakan teknis gimana kalau saya pergi sendirian dan kalau nambah jumlah hari (karena paketnya sebenarnya untuk dua orang).

Baca selebihnya »

Solo Trip ke Eropa #5: Amsterdam, You Took My Heart Away!

“Travel is finding out more reasons to write. And more reasons to live” – Critical Eleven

Alat Transportasi di Paris

Selama di Paris, alat transportasi yang saya gunakan ada empat; RER yang berhenti di stasiun-stasiun tertentu termasuk dari airport ke tengah kota Paris, kereta Grandes Lignes untuk ke negara lain (saya menggunakan Thalys), metro untuk keliling Paris dengan tarif 1.8€ untuk satu tiket, dan kaki sendiri tentunya dengan risiko betis jadi gedean bak kentongan. Lebih lengkapnya tentang public transportation di Paris bisa dibaca di sini. Aplikasi yang bisa digunakan sebagai panduan adalah Visit Paris by Metro – RATP dan bisa didownload dari Play Store. Sebaiknya download peta rute metro juga untuk backup atau minta print out ke petugas di metro station jaga-jaga kalau baterai hp habis.

Amsterdam, 16 Agustus 2015

Setelah menghabiskan waktu dua hari di Paris (walau masih belum puas keliling-keliling), saya harus berangkat ke Amsterdam pada 16 Agustus 2015. Saya menggunakan kereta Thalys dari Gare du Nord (atau biasa disebut dengan Paris Nord) ke Amsterdam Centraal yang berangkat pada jam 08.25. Dari Generator Hostel (metro station Colonel Fabien) ke Gare du Nord dapat menggunakan metro line 2 dan berhenti di La Chapelle metro station karena tidak bisa langsung turun di Nord. Ada kanal bawah tanah yang menghubungkan La Chapelle dengan Nord, jadi jalan terus aja hingga menemukan petunjuk ke Grandes Lines. Kanalnya emang panjang banget dan berasa bikin gempor karena saya juga harus menggendong carrier.

Line untuk kereta Thalys dan kereta antar negara lainnya berada di atas, sementara metro ada di bawah tanah. Yang perlu diingat kalau traveling ke negara Eropa adalah kedisiplinan mereka dalam waktu. Jika di jadwal dituliskan jam 08.25 maka jangan coba-coba untuk molor walau satu menit jika tidak ingin membeli tiket baru dengan harga 51€. Wifi juga tersedia di dalam kereta dengan biaya tambahan, dan tentunya saya tidak mau membeli paket tersebut. Perjalanan selama 3 jam 17 menit saya pergunakan untuk melihat pemandangan yang dilewati dan tidur pastinya. Sebagai traveller lansia, seperti istilah Ditto, maka saya memerlukan istirahat yang cukup untuk menjaga badan agar tetap fit.

Thalys train in Paris
Kereta antar negara Thalys

Baca selebihnya »

Solo Trip ke Eropa #4: We Never Travel Alone

“I’m in love with cities I’ve never been to and people I’ve never met. The most beautiful parts of life are still unfolding.”

Setelah berbagai persiapan solo trip ke Eropa yang sudah saya tuliskan di postingan sebelumnya, kali ini saya akan berbagi pengalaman selama berada di Eropa karena sudah ditanya-tanyain oleh beberapa teman. Daripada saya harus mengulang-ulang cerita, jadi saya tulis di sini. Tsah, berasa punya pembaca aja :p. Warning: postingan ini bakal panjang, bisa disiapkan camilan dulu kalau emang kekeh mau baca :D.

Saya menggunakan Turkish Air (pp) dengan rute CGK – IST – CDG – IST – CGK. Saya berangkat dari Soekarno Hatta International Airport pada 13 Agustus 2015 jam sembilan malam lebih sedikit karena ada delay sekitar setengah jam. Malam itu Jakarta sedang hujan, padahal sebelumnya tiap hari panas Jakarta bisa dipake buat ngeringin bed cover. Hujan membuat saya makin khawatir karena saya akan melewati penerbangan malam yang berpotensi turbulence, dan yang utamanya adalah hujan bikin galau :(.

boarding pass to paris
Finally, living my dream

Baca selebihnya »

Solo Trip ke Eropa #3: Deg-degan Menjelang Hari H

Reaksi pertama kalau ada yang nanya saya trip ke Eropa kali ini bersama siapa dan saya jawab “sendiri”, maka 99.962% penanya akan bereaksi “HAH, SERIUS?”. Yaiyalah saya serius. Rencana solo trip ini bukan emosi sesaat atau mengikuti anjuran pemerintah untuk meningkatkan perekonomian negar melalui kegiatan konsumtif, apalagi pelarian karena ditanya soal kapan nikah mulu patah hati, tapi memang telah melalui berbagai pertimbangan terutama menyangkut pendanaan. Cari duit itu ga mudah, Jendral!

Hari ini adalah H-4 keberangkatan saya, rasanya deg-degan banget. Membayangkan saya di sana harus mengandalkan diri sendiri, ditambah dengan berita-berita tentang Paris yang banyak copetnya, dan kekhawatiran lain membuat rasa deg-degan itu semakin menjadi-jadi. Sama aja seperti anak sekolah yang mau ujian tapi belum belajar, saya belum melakukan cukup riset untuk mengenali kota-kota yang akan saya kunjungi dan jalur transportasinya. Hingga saat ini itinerary tempat-tempat yang akan dikunjungi juga belum jadi, ya karna menurut saya bisa buka tripadvisor.com sebagaimana perjalanan saya ke Penang sebelumnya *toyor diri sendiri*.

Rumah memang selalu menyediakan kenyamanan namun kalau selalu di rumah saja dan tidak melihat dunia luar, nanti apa yang bisa saya ceritakan kepada anak-anak masa depan saya tentang dunia dan menginspirasi mereka? Lagian lumayan lah kalo punya kesempatan buat ganti-ganti background foto kan? 😀

Setelah baca sana sini, dari blog travelers sebelumnya dan kemarin juga beli bukunya Mbak Claudia Kaunang, berikut ini adalah hal-hal yang perlu saya persiapkan sebelum keberangkatan.

europeBaca selebihnya »

Solo Trip ke Eropa #2: Membuat Visa Schengen

Hari Jumat tanggal 26 Juni 2016 ini adalah hari yang saya tunggu-tunggu di minggu ini. Hari yang istimewa dan membuat jantung saya berdebar-debar. Apa penyebabnya? Karena besok adalah hari Sabtu, dan saya bisa tidur sepuasnya untuk membalas dendam kekurangan tidur saya selama 4 hari berturut-turut di awal minggu ini karena ada pekerjaan yang harus saya selesaikan. Selain itu, di tanggal ini adalah hari di mana saya dijadwalkan untuk mengambil visa Schengen di Kedutaan Besar Kerajaan Belanda yang berada di Jl Rasuna Said Jakarta Selatan. Visa ini yang bikin saya jantungan, takut ditolak! Saya khawatir banget kalau sampai permohonan visa saya ditolak, mengingat semua tiket sudah dibeli dan penginapan sudah dibayar.

schengen-visa-640x300Baca selebihnya »

Membeli Asuransi Perjalanan

Masih dalam rangka rencana solo trip saya, salah satu syarat untuk membuat visa Schengen adalah memiliki asuransi perjalanan yang harus berlaku untuk seluruh periode perjalanan di wilayah Schengen dengan minimal nilai pertanggungan €30.000,- termasuk pengobatan dan biaya repatriasi. Dikarenakan saya malas pergi ke agen, maka saya mencari asuransi yang dapat dibeli dan dibayar secara online. Hemat waktu :).

Setelah membaca beberapa referensi dan bertanya pada teman, asuransi perjalanan yang saya pilih adalah Assist Card yang dapat dibeli di sini. Kita tinggal memasukkan data negara asal, negara tujuan, tanggal keberangkatan, tanggal kepulangan, dan jumlah orang yang akan membeli asuransi tersebut. Harga yang harus dibayarkan tergantung pada jumlah hari/lama traveling. Saya memilih Assist Card Premium dan harus membayar U$S 55.00 untuk 12 hari perjalanan. Nilai pertanggungan maksimal asuransi ini adalah U$S 100,000.Baca selebihnya »

Solo Trip ke Eropa #1

Tahun ini saya mendapatkan cuti besar tiga tahunan dari kantor. Di tahun normal, sebagai corporate slave akan mendapatkan 12 hari cuti ditambah 2 hari perjalanan, jadi totalnya sekitar 14 hari. Untuk cuti tiga tahunan ini, kalau ga salah saya mendapat 24 hari ditambah 2 hari perjalanan. Dalam upaya memastikan cuti terpakai dengan seksama dan sebaik-baiknya, dan mengingat rencana kuliah master kedua masih di awang-awang, saya putuskan untuk traveling dulu.

Awalnya saya pengen umroh plus ke Turki. Tapi setelah ngobrol sama senior di kantor dan saya diharuskan umroh bersama mahrom, akhirnya saya merencanakan mencari mahrom di traveling ke Eropa. Baca sana sini, saya sempat tergoda untuk ikut tour trip yang berisi 30 orang. Namun setelah dipertimbangkan, saya yang ga suka bergerombol dan basa basi, akhirnya memilih solo trip. Dengan solo traveling atau dengan grup dalam jumlah kecil, saya pikir bisa lebih bebas menentukan agenda dan tentunya akan lebih banyak berinteraksi dengan stranger(s).Baca selebihnya »

[Review] J.W Marriott Medan

Olaa, gimana kabarnya? Di Jakarta lagi gloomy langitnya. Enaknya emang buat guling-guling di kasur, dengerin radio, dan nunggu adzan magrib :p

Akhirnya ada waktu juga untuk nge-blog lagi. Senangnyaaa tiada terkiraaa *lebay*. Tapi emang beneran deh selama menyelesaikan kuliah S2 dibayangin rasa berdosa terus kalau menyempatkan diri untuk nge-blog, di dalam hati pasti nyesel “bukannya nyelesein tesis, malah nge-blog”, gitu..

Sudah baca postingan saya yang ini? Karena saya mau melanjutkan cerita tentang pengalaman selama di Medan. Tepatnya sih mau cerita tentang hotel di mana saya menginap: J.W Marriott. Sudah sejak tahun lalu, ketika saya direncanakan untuk dinas ke Medan, saya memilih untuk menginap di hotel ini. Tapi apa daya, baru tahun ini keinginan tersebut benar-benar terwujud.Baca selebihnya »